Ale langsung terduduk di tempat duduknya begitu mendengar informasi yang baru saja disampaikan Bara. Ia menoleh ke kamar tempat dirinya mengurung anak buah Hanggono. Matanya memandang ke arah kamar tersebut dengan penuh amarah.Tangannya mengepal menahan amarah.
"Gue rasa hukum ngga akan bisa bikin orang itu menebus apa yang sudah dia lakukan. Posisi kita lemah karena Abu sama sekali ngga punya anggota keluarga yang bisa membuat tuntutan untuk menyelidiki kematiannya lebih lanjut." Bara menghentikan ucapannya. Sementara itu, Ale sudah merasakan seluruh emosi hampir meledak.
Bagaimana ia membayangkan Abu yang selama ini memperlakukannya seolah dia adalah anggota keluarganya sendiri. Bagaimana pria tua malang itu harus mengakhiri hidupnya karena melindungi Ale.
Bara terdengar menghela napasnya. "Gue akan tutup mata. Buat dia membayar perbuatannya."
"Thanks, Bar." Ale menutup telponnya setelah mendengar ucapan Bara.