Hari sudah menjelang senja ketika mobil yang membawa Adrian dan Ale tiba di rumah kayu yang ada di pinggir sebuah desa yang mereka lewati. Sepanjang melewati desa tersebut, Adrian hanya bisa terdiam. Merasakan kesunyian yang tiba-tiba datang menyergapnya.
"Hoi, turun dulu," ucap Ale yang membuyarkan lamunan Adrian.
Adrian terkesiap dan segera mengambil tasnya. Ia lalu menyusul Ale yang sudah terlebih dahulu keluar dari dalam mobil.
Ale berjalan menghampiri seorang pria tua yang sudah berdiri menunggunya di serambi rumah. "Apa kabar Abu Syik?" Ale lantas mencium tangan pria tua tersebut.
"Baik," jawabnya sembari menepuk-nepuk bahu Ale. "Makin keras saja otot kamu."
Ale tertawa pelan mendengar ucapan Abu Syik. "Kalau otot saya ngga kuat, saya ngga makan nanti."
"Ngomong-ngomong siapa yang bersama kamu?" Abu Syik melirik pada Adrian yang masih berdiri jauh di belakang mereka.
"Ian." Ale memberi isyarat pada Adrian untuk mendekat ke arahnya.