Bara mengelap mulutnya menggunakan serbet yang ada di pangkuannya. Ia kemudian balas menatap Damar. "Gue bakal nginep di kantor polisi untuk penyelidikan benda-benda seni yang ada di galeri."
"Emangnya kenapa sama benda seni yang ada di galeri?" tanya Damar keheranan.
"Yang dipamerin disana semuanya replika," jawab Bara tenang. "Setidaknya itu yang Eyang Angga bilang ke Hanggono."
"Tapi, lu, kok keliatan tenang banget."
"Benda seni yang asli juga ada di dalam galeri. Buat apa gue takut. I'll let them to catch me."
Damar geleng-geleng kepala mendengar Bara yang sangat tenang. Padahal ia tahu dirinya sebentar lagi mungkin akan dijemput polisi. "Lu udah telpon Rudolf?"
"Ini mau gue telpon," sahut Bara sembari meraih ponselnya yang ada di atas meja makan. Ia kemudian mencari nomor kontak Rudolf yang ada di ponselnya. Beberapa saat kemudian dia menelpon Rudolf di depan Damar.
"Halo, Pak Rudolf, Bapak pasti masih di rumah Eyang," sapa Bara begitu Rudolf menyapanya di telpon.
----