Bara mengelus-ngelus kepala Maya yang sedang memiringkan tubuhnya dan menghadap ke arahnya.
"Don't look at me like that," ujar Maya. "Gue ngga suka tatapan kaya gitu."
"Emang tatapan gue kenapa?"
"Tatapan lu itu seolah-olah lu kasihan sama gue. Padahal gue ngga perlu dikasihanin."
"Hubungan lu sama Bokap lu gimana?" Bara bertanya penasaran.
"Ya, meskipun Nyokap gue selalu bilang Bokap gue brengsek, bajingan atau apapun itu, tapi anehnya gue cukup dekat sama dia," jawab Maya.
"Loh, tadi katanya Bokap lu balik ke negaranya?"
"Plis, deh. Sekarang kan, ada yang namanya What's App, Skype, atau lu mau video call sama Bokap gue sekarang?"
Bara terperanjat mendengar tawaran Maya. "Lu mau gue mati apa gimana? Video call Bokap lu pas kita berduaan di kasur begini."
Maya tertawa mendengar ucapan Bara. "Dia pasti ngga heran, lah, kalo liat kita berduaan di kasur."
"Mana ada Bapak yang diem aja liat anak perempuannya tidur sama cowok?"
"Mau dicoba?" Tantang Maya.