Damar berulang kali melirik pada jam tangannya. Ia ingin segera pergi meninggalkan kediaman Hanggono karena suasananya sangat membuatnya tidak nyaman.
"Ada apa Damar? Kamu sepertinya dari tadi terus memperhatikan jam tangan kamu," ujar Hanggono.
Damar tersenyum pelan. "Kalau sudah tidak ada yang mau Bapak bicarakan, sebaiknya saya pamit undur diri."
"Loh, kenapa buru-buru sekali?"
"Besok pagi saya harus pergi mengunjungi salah satu anak perusahaan MG Group." Damar mencoba untuk beralasan.
"Oh, begitu. Kalau begitu, saya antar kamu keluar." Hanggono bangkit berdiri dari tempat duduknya.
Damar berpamitan ala kadarnya dengan orang-orang yang baru saja Hanggono kenalkan padanya lalu berjalan bersama Hanggono menuju pelataran rumahnya.
"Saya pamit, Pak. Terima kasih untuk malam ini," ujar Damar sembari menyalamin Hanggono.
"Terima kasih juga kamu mau datang. Saya harap kamu bisa mempertimbangkan permintaan saya tadi."