Bara mengelus-ngelus kepala Maya yang masih bersandar di dadanya. Maya tampak masih memejamkan matanya. Bara memandangi langit-langit kamarnya. Hidupnya benar-benar sudah berubah sekarang. Meski ini semua masih terasa bagai mimpi baginya.
Tiba-tiba ponsel Bara bergetar, ia berusaha meraih ponselnya tanpa menggeser Maya yang masih tertidur di dadanya.
"Ya, Bang. Ada apa?" tanya Bara ketika dia mengangkat telpon dari Bang Ojal.
"Semalam Hanggono habis bertemu Pak Angga di rumahnya," terang Bang Ojal.
"Abang tahu, apa yang mereka bicarakan?"
"Gue ngga terlalu dengar apa yang mereka omongin. Tapi, gue denger Hanggono sedikit berteriak pas nyebut nama Damar. Dia sepupu lu, kan?"
"Damar? Dia nyebut nama Damar?"
"Iya. Lu harus kasih tahu sepupu lu untuk lebih hati-hati. Jangan sampai rencana yang udah kalian persiapkan jadi berantakan."
"Oke, Bang. Makasih udah ngasih tahu gue."
"Iya. Itu, kan, emang tugas gue buat memperingatkan kalian."
"Kasih tahu kalau ada apa-apa, Bang."