"Brak!" Kimmy membuka pintu ruang kerja Damar dengan keras, hingga membuat Damar mendongakkan kepalanya yang sedang ia sandarkan di meja kerjanya.
Damar menghela napas pasrah melihat Kimmy yang berjalan masuk dengan wajah kesal.
"Lu abis ngapain semalem, Mas?" tanya Kimmy tanpa berbasa-basi.
Damar menggeleng pelan. "Cuma minum seperti biasa."
"Minum seperti biasa, kok, sampai dijemput Papa segala," cibir Kimmy.
"Itu kerjaannya si Rico aja," sahut Damar.
"Lu kenapa belakangan ini sering minum, sih, Mas? Lu lagi banyak pikiran?"
"Ngga, kok. Mungkin karena kerjaan gue lagi banyak, gue jadi agak stres dan butuh sesuatu buat ngilangin stres. Lu makanya bantuin gue, dong." Damar mencoba untuk menggoda Kimmy.
"Suruh siapa, lu nurutin kemauan Eyang."
"Ya, gue juga ngga bisa nolak. Emangnya lu mau jadi CEO? Kalau lu mau, gue bakal mundur saat ini juga."
"Lu jangan mulai, deh, Mas," ujar Kimmy. Ia tidak ingin memulai kembali pembahasan tentang posisi Damar.