"Bara, sadar, Bara." Pak Haryo berteriak panik memanggil-manggil Bara yang mulai kehilangan kesadarannya.
Bara sudah tidak bisa mendengar apa-apa selain suara desing di telinganya. Bara mencoba memejamkan matanya sejenak. Ia perlahan mengatur kembali napasnya.
"Bara." Suara Pak Haryo mulai terdengar jelas di telinganya. Bara kembali membuka matanya.
Pak Haryo menghela napas lega ketika Bara kembali membuka matanya. "Syukurlah."
Bang Ojal yang berada di dekat Bara segera membantu Bara untuk duduk kembali. Bara menatap Bang Ojal seraya mengepalkan tangannya. Amarah yang ia rasakan malam itu kembali menghampiri dirinya. Bang Ojal menyadari tatapan mata Bara yang berubah terhadapanya.
Tanpa aba-aba, Bara mencengkeram kerah pakaian yang dikenakan Bang Ojal dan menariknya hingga Bang Ojal terjatuh ke lantai. Mata Bara berkilat penuh amarah.
Bang Ojal tahu pasti arti dari tatapan Bara untuknya. "Jadi kamu sudah ingat?" Ia kemudian menunjukkan luka hasil perbuatan Bara pada malam itu.