Bara akhirnya menyerah dan kembali menyeret langkahnya untuk masuk ke dalam gedung apartemennya. Ia sadar sikapnya pada Maya tadi sangat kekanakan dan keterlaluan. Tidak seharusnya ia bersikap demikian pada Maya.
"Hei, Bara." Seorang wanita berpakaian ala timur tengah menyapanya ketika Bara melewati lobi.
Bara menoleh. Hanya ada satu wanita asing yang sering menyapanya. "Oh, hai Rania."
Rania segera berjalan menghampiri Bara. "Tadi saya lihat kamu berlari keluar, apa kamu sedang mengejar sesuatu?" Tanya Rania dengan bahasa Indonesia yang sedikit kaku.
"Saya pikir kamu ngga bisa bahasa," ujar Bara yang terkejut karena kenalannya itu berbicara dalam bahasa Indonesia.
Rania sedikit merunduk. "Saya bisa bahasa Indonesia, tapi belum terlalu lancar."
"Oh," gumam Bara.
"Mungkin kamu bisa bantu saya." Mata Rania berbinar-binar menatap Bara.
"Apa yang bisa saya bantu?"
"Bantu saya meningkatkan kemampuan bahasa saya."
"Caranya?"