Tidak lama setelah Bara keluar dari dalam mobilnya, Damar pun segera bersiap melangkah keluar dari dalam mobil. Sebelum keluar, ia kembali menyemprotkan cairan penghilang bau napas tidak sedap ke mulutnya untuk memastikan napasnya tidak lagi berbau alkohol. Ia kemudian memeriksa penampilannya dari kaca spion di dalam mobil. Damar merapikan sedikit rambut dan dasi yang ia kenakan. Setelah memastikan penampilannya, Damar melangkah keluar dari mobil.
Dari kejauhan, Damar melihat Bara yang masih berdiri di depan pintu lift.
"Kirain udah naik itu orang," batin Damar.
Damar melanjutkan langkahnya menuju lift.
"Belum naik lu?" tanya Damar ketika berdiri di samping Bara.
Bara menoleh, "Antri daritadi."
"Oh," gumam Damar. "Ngomong-ngomong, tumben lu ngga sama Pak Agus?"
"Dia lagi ada urusan ke kantor Rudolf."
"Rudolf Pengacaranya Eyang Haryo?"
"Iya. Eh, iya. Gue belum ngasih tahu lu."
"Ngasih tahu apa?"
"Pak Agus ngenalin gue sama Ibu Ratna Djaya."
