Menjelang subuh Damar terbangun di apartemennya. Ia tertidur di sofa ruang keluarga yang ada di apartemennya. Damar memegangi kepalanya yang masih terasa pengar akibat pengaruh minuman keras. Di atas mejanya terdapat botol Wiski keluaran Jack Daniel's yang isinya kini tinggal setengahnya. Layar televisinya sudah menampilkan gambar-gambar wallpaper yang bergantian secara acak. Damar tidak mempedulikannya lagi dan segera bangkit berdiri lalu berjalan sambil terhuyung-huyung menuju kamarnya.
Sebelum kembali merebahkan tubuh di kasur empuk miliknya, Damar memandangi pantulan dirinya dari kaca jendela kamarnya. Ia masih mengenakan kemeja kerjanya, dasinya tergantung berantakan di lehernya, wajahnya terlihat sangat kacau. Damar kemudian melepaskan dasi dan kemejanya lalu melemparkannya begitu saja di lantai. Sambil bertelanjang dada, Damar menjatuhkan tubuhnya di ranjang.
-----