Malam hari setelah Mahesa mengambil berkas miliknya di kantor, Mahesa berbicara serius pada Rania tentang sebuah rencana yang sudah ia persiapkan sedemikian rupa. Rania terkejut dengan rencana yang dibicarakan oleh Mahesa.
"Saya ngga setuju," Rania menolak mentah-mentah rencana yang dibicarakan oleh Mahesa. Matanya berkaca-kaca. "Saya ngga mau kamu mengorbankan nyawa kamu, apa kamu tidak memikirkan saya dan Bara ketika membuat rencana itu?" tanya Rania lirih.
Mahesa terdiam.
Rania melanjutkan ucapannya, "Kalau kamu ngga ada, bagaimana dengan saya dan Bara?" Rania mulai menitikkan air matanya.
"Saya juga berat ketika merencanakan ini semua, tapi ini satu-satunya yang terpikirkan oleh saya agar kalian berdua bisa hidup tenang," ujar Mahesa.
"Kamu pikir saya bisa hidup tenang tanpa kamu?" Rania membuang mukanya. Dia tidak ingin melihat ekspresi wajah Mahesa yang terlihat begitu tenang ketika membicarakan tentang rencana berbahaya yang sudah ia susun.