Chereads / Fell in LOVE with a CRIMINAL / Chapter 56 - Rencana balas dendam

Chapter 56 - Rencana balas dendam

Tom dan Duke tidak saling mengobrol. Ketika pagi itu mereka mengunyah kue pie dengan gigitan kecil, berusaha mengalihkan perhatian dan tidak mengurangi tenaga karena mengobrol. Mereka hanya tidak tahu harus mengobrol tentang apa setelah pandangan mereka hanya terfokus pada kue pie yang terasa lumayan di lidah mereka. Melamun hingga tidak menyadari sosok wanita yang masuk berdiri di depan konter memesan makanan yang menatap mereka.

Lain dengan Tom maka lain dengan Duke. Setelah kue pie yang ia habiskan secepat kilat, ia bersedekap dan memejamkan matanya mengantuk sekali. Ia sudah hampir memasuki mimpi ketika seseorang menarik kursi di sebelahnya.

"Aku tidak tahan melihat dua makhluk menyedihkan seperti kalian di pagi ini. Setelah sarapan ini, pulang dan mandi,"

Hal yang pertama dilakukan Tom adalah terdiam dengan mulut terbuka hingga remahan kue pie yang dimakannya berhamburan di atas meja. Duke bahkan langsung terlonjak kaget berlebihan hingga lututnya menghantam bawah meja. Seluruh karyawan disana tentu langsung memperhatikan meja mereka dan langsung kembali fokus bekerja kembali setelah dilihatnya tidak ada masalah pada pelanggannya.

"A-apa aku berhalusinasi?" kata Tom dan disambut Duke yang tak mampu berkata-kata sembari mengelus lutut kanannya.

"Earl? Kau? EARL?!" Kata Tom agak keras.

Earl disana memakai jaket hitam hodie dan memakai kaus putih dengan celana training hitam duduk dengan santai menatap mereka berdua dengan senyuman kecilnya seperti biasa.

"Apakah absenku selama seminggu membuat kalian lupa dengan wajahku?"

"Astaga! Tuhan! Kiamat tidak jadi datang!" pekik Duke berlebihan dan mereka langsung dengan spontan memeluk Earl bahagia sekali. Roh mereka tertarik paksa dan bertingkah heboh di meja mereka. Tom bahkan bersorak hingga kursi mereka terjatuh ke belakang dan mengabaikan seluruh karyawan yang menatap mereka heran.

"Stop! Stop! Kalian membuatku malu. Duduk!" Bentak Earl yang langsung membuat Tom dan Duke patuh. Keadaan menjadi tenang kembali.

"Earl? Apa yang terjadi padamu? Kemana kau pergi selama semingguan ini? Apakah sesuatu terjadi dengan Arthur?"

"Kau tidak apa-apa Earl? Wajahmu pucat sekali. Pipimu bahkan tirus sekali. Apa kau makan dengan benar selama seminggu ini?"

Dan berondong pertanyaan langsung membuat Earl pusing seketika. Mulut-mulut mereka seperti mesin otomatis tanpa tombol henti. Earl memijat keningnya berusaha memaklumi mereka berdua. Matanya menatap mereka bergantian dan menghela nafas.

"Aku tidak punya banyak waktu untuk mengobrol saat ini. Aku akan menjelaskan kondisiku secara singkat dan aku meminta bantuan kalian untuk bergerak di dalam," Tom dan Duke mengangguk mantap.

Pesanan mereka pun datang. Earl hanya memesan bubur dengan irisan daging tipis dan terlihat tanpa banyak isi di dalam bubur itu. Hanya Tom yang menyadari jika kondisi Earl saat ini sedang tidak baik. Terlebih saat ia melihat tangan Earl, ada bekas infus disana. Tom memilih untuk diam dan memakan makanannya, karena pasti Earl akan menceritakan apa yang terjadi setelah makan.

Dan tidak butuh banyak waktu mereka menghabiskan makanan mereka. Earl mengeluarkan beberapa dokumen dari tas ransel kecil yang Earl letakkan di belakang kursinya.

"Aku seminggu ini harus mendekam di rumah sakit karena keracunan. Tubuhku sedang tidak dalam kondisi prima. Jadi aku akan mengandalkan kalian untuk mendukung rencana balas dendam. Ini permintaan pribadi tentunya," Tom mengerutkan alisnya.

"Kau keracunan? Bagaimana bisa?" Earl tersenyum kecil.

"Ada kutu kecil yang melompat kesana kemari dengan bebas di dalam pangkalan kita. Dan aku terus memantaunya selama aku sekarat di rumah sakit,"

"Earl. Apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Duke tidak sabaran.

Baik Tom dan Duke sangat marah ketika tahu Earl dirawat di rumah sakit dan ada seseorang yang meracuninya hingga Earl sekarat. Tom menatap dokumen di hadapannya dengan tatapan tajam. Manusia bodoh mana lagi yang ingin cari mati ini. Terlebih orang di dalam pangkalan mereka? Terlalu pintar untuk berkhianat dengan Earl.

"Aku ingin kalian mengecek orang ini di hotel Experience hari ini. Dan cek di kamar nomor berapa mereka menginap. Aku akan menemui dokter Feng pagi ini,"

"Dokter Feng? Dokter Feng yang meracunimu? Kau punya bukti Earl?" tanya Duke tidak percaya. Bahkan Tom langsung menggelengkan kepalanya kacau ketika membuka dokumen Earl. Jelas disana foto Michele dan satu orang laki-laki yang tidak Tom kenal.

"Demi tuhan... monyet ini juga terlibat?" tanya Tom sangat jengkel. Earl mengecek jam di tangannya dan menatap Tom mengangguk kecil.

"Siapa laki-laki ini?"

"Perlahan kalian akan mengerti kasus ini. Jangan sampai ada orang lain yang tahu aku masih hidup, ok? Katakan pada Ricard dan General Feli untuk menyampaikan kabarku pada Presiden," Tom mengangguk.

"Earl. Aku tidak tahan untuk tidak bertanya ini. Apakah Arthur yang merawatmu selama kau di rumah sakit?" tanya Duke sangat penasaran. Earl menghela nafas begitu berat hingga ia menyandarkan tubuhnya.

"Kalian akan kaget jika Arthur yang menjadi sopirku saat ini," Tom hampir terjatuh dari kursinya ketika mendengar Earl berkata.

"Ya tuhan! Aku tidak tahu kriminal kelas dunia seperti Arthur akan tunduk pada pesona Earl," puji Tom terasa dunia terbelah dua.

"Aku frustasi, Ok? Tekanan darahku susah sekali turun saat Arthur di sekitarku," Duke tersenyum simpul dan tentu saja Earl langsung membenci senyuman laknat itu.

"Earl, kau tidak bisa menghalangi seseorang untuk jatuh cinta. Terkadang cinta itu tidak bisa memilih kepada siapa ia berlabuh. Kau harus mengerti akan hal itu," Earl membuang wajahnya kesal.

"Astaga... sejak kapan kau jadi melankolis seperti ini?" tanya Earl kesal sekali sedangkan Duke tetap mempertahankan senyumannya dan menaikkan sebelah alisnya berkali-kali. Sialan! Dasar Om-om mesum. Batin Earl

"Hahh... aku harus pergi sekarang,"

"Haruskah aku menitipkan salam untuk Arthur?" goda Duke. Earl langsung saja memukul kepala Duke gemas.

"Dalam mimpimu," Earl langsung bergegas keluar dari restaurant. Menyisakan Duke yang meringis kesakitan memegang kepalanya.

"Aku selamanya tidak akan memberi restu jika Earl bersama Arthur..." Tom menutup dokumen dari Earl dan langsung di tatap sinis oleh Duke.

"Kau bukan walinya. Earl tidak butuh restu darimu atau dariku, Ok? Jangan berkhayal,"

"Aku takut akan pilihan akhir Earl jika kemudian hari ia benar-benar jatuh cinta pada Arthur..." dan seketika Duke membatu.

"...mari kita pikirkan itu nanti," putus Duke sedikit gelisah yang kemudian mereka kembali ke dalam kantornya.

~~~

Earl berjalan cepat menuju parkir di salah satu gedung apartemen distrik A. Dari sudut matanya ia melihat banyak sekali mobil yang berjajar dengan berbagai merk. Tetapi ketika pandangannya terarah pada seorang pria setengah baya yang bersandar pada mobil putih, serupa dengan warna jas putihnya. Earl menghampirinya. Dalam hati sedikit prihatin melihat wajah tua pria itu menatap Earl begitu putus asa.

"Earl..." dokter Fei langsung berdiri tegak dan menghampiri Earl.

Dokter Fei hampir jantungan saat Earl menghubunginya dan bertanya banyak hal padanya. Dan Fei tentu saja menjawab dengan jujur dan apa adanya. Mengetahui fakta bahwa Earl menghubunginya dan bertanya kondisi terakhir tubuhnya waktu itu. Fei hampir kehilangan akalnya begitu Earl berkata jika ia hampir kehilangan nyawanya karena rekomendasi resep obat yang ia tuliskan.

.

.

.

To be continued