Memang yang terbaik roti croissant saat musim dingin seperti ini. Oh jangan lupakan coklat panas ini. Rasanya sudah membuat Earl sedikit rileks sekarang, mengikis sedikit moodnya yang buruk.
"Jadi kita akan terus menunggu sampai tengah hari disini?" Arthur meletakkan cangkir kopinya.
Kopi barista andalannya itu sudah menyisakan setengah cangkir dan bibir cangkir yang sudah berkali-kali dikecup oleh bibir Arthur. Earl tidak merespon apa pun atas pertanyaan Arthur.
Ia bosan, okay? Sudah satu jam mereka duduk disana tanpa melakukan pembicaraan apa pun sedangkan Arthur yang sejak tadi sibuk mengoceh untuk memancing Earl agar berhenti berdiam diri dan tidak saling kenal.
"Earl… Maafkan aku. Aku sungguh terlalu kesal semalam. Aku sudah mengabulkan permintaanmu untuk membuat festival di halaman depan, okay? Kita seharusnya sudah berbaikan bukan?" Arthur masih mengemis cinta pada Earl.