Earl masih pada posisinya. Ketika ia melihat beberapa orang terjebak di tempat yang kurang menguntungkan. Seorang ibu dengan putri kecilnya berjongkok di balik meja, mereka ketakutan sekali karena tidak jarang peluru nyasar ke arah mereka.
"Hey! Kau alihkan perhatian sebentar!"
Saat peluru hampir mengenai pelipisnya, anak buah Arthur itu menoleh pada Nyonya Besar dan langsung melotot ngeri. Di saat genting seperti ini, bisa-bisanya Nyonya Besar itu berlari ke arah samping.
"Astaga! Nyonya!" Teriaknya panik.
Ia tidak bisa menginggalkan tempatnya karena jika ia melangkah sekali, sudah pasti tubuhnya menjadi sasaran. Earl yang berhasil mencapai tempat mereka segera berlindung di balik meja juga.
"Apakah kau bisa berdiri?" Earl setengah berteriak dan melihat anak itu sudah pingsan karena ketakutan.
"Tidak! Tolong aku Nona! Perutku tertembak!"