Earl sudah menyelesaikan persiapannya sendiri. Berbekal insting dan juga akal pikirannya, Earl kini sudah berdiri di depan cermin dan kemudian berjalan ke arah lemari handuk.
Ia baru saja membalur seluruh tubuhnya di setiap inci dengan minyak beraroma lembut dan juga agar kulitnya tidak terlihat kering dan juga lebih kenyal juga segar.
Earl masih dalam keadaan telanjang bulat ketika ia meraih handuk dan segera mengenakannya. Ia tidak ingin terus menerus mengecek riasan di wajahnya, itu hanya akan membuatnya gugup setengah mati.
Kakinya terasa sangat keram karena berdiri terlalu lama hanya untuk bersiap-siap. Belum lagi dengan perutnya yang mendadak terasa sangat lapar. Ia belum makan malam tentunya.
Bagaimana ia bisa bertahan di malam-malam panas mereka jika Earl sendiri tidak mengisi tenaga. Earl sedikit menggerutu sekarang. Diliriknya lagi ke arah wastafel.