"…"
Earl menatap pelayan yang tertunduk di tidak berani menatapnya. Astaga. Ini membuatnya sangat tidak nyaman. Ia risih tentunya. Kemana Arthur? Ia tidak habis pikir kenapa suaminya itu memperlakukannya dengan sangat berlebihan seperti ini.
"Dimana Arthur?" Tanya Earl pada mereka semua.
"Tuan besar sudah menunggu anda di ruang makan, Nyonya,"
Earl segera menuruni tangga. Tidak ada anggung-anggunnya sama sekali. Percuma ia menjaga sikap jika itu hanya membangunkan seluruh kharismatik yang ada pada Arthur. Melayan iistri dengan sangat luar biasa.
Dan saat ia memasuki ruang makan, ia sudah mendapati kepala jabrik yang sekarang terlihat rapi itu duduk di kursi meja makan. Tangannya masih sibuk memainkan ponsel. Earl berdehem sebentar untuk membuyarkan konsentrasi Arthur.
"Pagi sayang. Tidurmu nyenyak semalam?" Earl tidak tertarik untuk menyambut sapaan dari Arthur karena masih kesal pagi ketika ia bangun, Arthur sudah bersiap-siap lebih dulu.