Arthur tidak punya kesabaran yang lapang ketika menunggu Earl untuk tetap diam tanpa mampu untuk menjawab pertanyaan ringannya. Lalu kenapa? Kenapa itu tidak bisa menjawab pertanyaan itu? Bukankah mereka sudah menikah kemarin?
Arthur tidak habis pikir dengan pola pikir Earl. Bagaimana bisa ia bersedia dinikahi jika ia tidak percaya sedikit pun pada Arthur selama ini? Itu suatu penghinaan bagi seorang pria. Jika tidak cinta, lalu apa yang menjadi tolak ukurnya untuk hidup bersama? Kasihan?
Arthur mendengus kasar dan berbalik lagi. Ia tidak dengan kasar melepaskan genggaman tangan Earl pada lengannya. Ia hanya berjalan dan menjauh hingga menyadarkan Earl dari dunianya. Arthur sudah tidak ingin lagi berada dalam dimensi dan bayang-bayang.
Ketika ia pergi, berharap Earl akan mengerti seperti apa kesalahannya. Earl menatap kepergian Arthur dalam diam.
"Arthur!" Earl merasa lidahnya kelu dan mati rasa ketika menatap punggung Arthur yang perlahan menghilang.