Duke menyandarkan tubuhnya pada dinding di samping pintu apartemen Earl. Ia sudah berjanji untuk mendapatkan Earl, bagaimana pun caranya. Ia tidak akan sudi Earl menikah dengan Arthur sedangkan dia menderita sendiri akibat ulah Arthur yang bermain licik.
Jika seandainya ia tidak bermain adil dan jujur seorang diri, sudah sejak awal Duke melakukan hal seperti itu. Duke kesal, mengingatnya sangat menyakiti hatinya. Bagaimana jika suatu saat ia bertemu dengan Earl dalam kondisi ia sudah menjadi istri Arthur? Akan bertambah sakit tentunya.
Triing
Duke merogoh ponselnya di dalam saku celana. Sebuah panggilan menghentikan fokus pikirannya untuk menculik Earl. Ia melihat sebuah nama yang tertera di ponselnya, wajahnya langsung menggelap. Finni yang menelpon.
"Ya?"
'Duke! Kau dimana? Aku sungguh tidak berharap kau berbuat nekad sekarang. Kembali dan kita bicarakan ini dengan kepala dingin,' Finni di seberang telepon tercekat dan panik. Duke mendengus kasar.