Setelah kegiatan pagi yang menggoda keimanan Arthur, akhirnya mereka berdua keluar dari hotel sekarang. Earl dengan ransel besarnya berjalan mendahului Arthur yang berjalan sangat santai sembari menatap Earl yang semangatnya membara.
Keinginannya sudah tidak bisa diganggu gugat. Arthur cukup mengawasi Earl dari belakang saja jika sesuatu terjadi dan membahayakan gadisnya. Tiba-tiba Earl berbalik untuk memeriksa apakah Arthur masih mengikutinya atau tidak.
"Arthur, berjalan lebih cepat. Kau memperlambat langkahku,"
"Hm," Earl melihat buku catatan kecil dari dalam saku jaket rompi yang dikenakan olehnya.
"Kita harus naik taxi dari sini untuk menghemat tenaga sampai ke tepi kota," Arthur menatap sekelilingnya. Ketika matanya melihat satu mobil taxi yang berjalan dari kejauhan, ia segera mengangkat tangannya untuk memberhentikan taxi.