"Jadi kau serius akan menikahiku?" "Uhuk! Uhuk uhuk! Kenapa tiba-tiba?" Earl menyodorkan gelas airnya pada Duke. "Aku pernah gagal menikah satu kali saat setelah semuanya terencana dengan baik," Duke menarik tangan Earl perlahan. "Tenanglah Earl, aku tidak sepertinya. Jika kau tidak percaya, kita bisa pergi mendaftar sekarang,""Tidak, bukan itu… dia telah kembali," "Aku tahu," Earl tersenyum. Pahitnya kenyataan ini membuatnya tidak lagi merasakan manis. "Kau sudah tahu, aku mengabdi hidup untuk membalaskan dendamku pada laki-laki brengsek itu. Dan kau tetap ingin menikahiku walaupun kau merasakan sakit sampai ujung kukumu… kau memang ingin membuatku dirundung rasa bersalah berkepanjangan, Duke," Duke tersenyum kecil. Seharusnya Earl lah yang sadar akan posisinya sekarang. Memaksakan kehendaknya hanya untuk balas dendam yang tidak penting.