Earl kembali ke markasnya. Ia sudah tidak memiliki hati saat ini. Rasa sakitnya membuat Earl terbiasa dan semakin sadar. Selama ini ia hanya sebuah mainan bagi Arthur. Pergi begitu saja dan mengaku hilang ingatan? Earl dengan sekali lihat saja tahu bahwa Arthur tidak hilang ingatan. "Earl! Astaga! Kau masih hidup?!" Earl mulai menatap orang-orang yang berdatangan menghampirinya. Lututnya lemas sekali karena berlarian sejauh itu. "Earl! Ikut ke ruanganku sekarang," Earl tidak tahu lagi harus menjelaskan pada mereka seperti apalagi. Hidupnya kacau karena Arthur. Dan setelah ia berusaha untuk melupakan Arthur, kini pria itu datang untuk mengacaukan semuanya lagi. Earl memasuki ruang para atasan dan kemudian duduk dengan tenang. Kolonelnya sudah mengamati Earl sejak mereka tahu mega accident di negaranya. Sejak Earl bergabung mereka takut Earl adalah mata-mata negara dan berusaha mencari celah untuk menghancurkan sesuatu. Earl terdiam menatap mereka semua.