"Ck! Point nomor dua ditolak!" Earl sudah langsung mencoret point itu dengan wajah memerah. Arthur menikmati wajah tersipu itu. "Tidak! Kau bacakan dulu isi perjanjiannya Earl," "Tidak perlu! Isinya sangat memalukan," Arthur tersenyum mengerikan. "Kalau begitu baca point nomor empat," Earl langsung melihat barisan dari bawah dan langsung saja ia emosi. 4. Arthur tidak menerima segala bentuk penolakan. "Point nomor empat juga ditolak! Arthur! Seriuslah sedikit!" Earl sudah hampir melemparkan mouse di atas meja Arthur. "Aku ini sangat serius Earl. Ini tentang masa depan kita. Bagaimana mungkin aku bermain-main," Arthur tersenyum laknat.Earl sudah kembali duduk dengan tenang membaca point nomor satu. Disana tertulis tidak lebih dari satu pokok permasalahan. Earl banyak melingkari dan mencoret-coret sendiri. Tetapi ketika ia membaca point nomor lima, matanya langsung beralih menatap Arthur. Earl kemudian bertemu tatap dengan pria itu. Seorang pria yang akan menjadi teman hidupnya.