Sniper tidak bisa terjangkau karena jaraknya terlalu jauh. Sedangkan anak buahnya yang lain telah disibukkan dengan hal kecil lain seperti mengurus lokasi agar wartawan tidak semakin menerobos masuk.
Earl menghela nafasnya perlahan. Berusaha mengatur nafas dan pikirannya.Bukan saatnya untuk bersedih. Bukan saatnya untuk menyerah. Earl bangkit berdiri.
"Kau mungkin bisa terus berkelit dengan anak buahku, Earl… tetapi teman-temanmu?"
Degh
Langkah Earl terhenti.
"Rekan-rekanmu yang lain. Sekertarismu itu dan ahli retas? Aku tahu kau disini untuk memancing kami agar tidak mengusik mereka bukan? Aku mudah menghancurkan mereka Earl. Kau tidak bisa melindungi mereka sekaligus. Aku memenangkan pertarungan gilamu ini,"
"Brengsek! Aron… "
Wajah Earl memerah marah sampai ke lehernya. Urat-urat di kepalanya kini jelas terlihat terbentuk keras di dahinya. Matanya melotot tajam sekali saat mendengar suara Aron.