"Berhentilah mengulur waktu, Arthur. Kau tidak punya satu kesempatan pun sekarang. TIdak ada ruang untuk orang sepertimu disini," Arthur masih di dalam kursi kemudi.
Mendengar pria itu berbicara terlalu membuatnya bertambah sakit kepala. Siapa pria itu? Kenal saja tidak, seolah-olah dia mengetahui segalanya tentang dirinya. Arthur melirik jam tangannya. Masih ada satu jam lagi sebelum matahari terbit. Arthur mulai berpikir cermat.
Karena salah satu truknya berhasil di sabotase. Dengan cepat Arthur mengirimkan sinyal pada Jason di Berlin. Menyuruh Jason melacak keberadaannys Kemudian Arthur turun dari truk perlahan.
"..." Arthur tidak berkata apa-apa.
Arthur pikir ia akan melihat seorang pria gendut jelek yang berusaha menggertak untuk menyerah. Ternyata setelah Arthur lihat, ia masih terbilang cukup muda. Sekitar umur 25 tahun. Arthur menghela nafasnya.
"Keluarkan semua senjatamu, cepat!" Bentaknya kasar sembari masih menodongkan pistol.