Pagi ini setelah mengirimkan surat izin untuk libur beberapa hari kesekolah, aku pun melanjutkan perjalananku kesebuah bandara untuk melakukan penerbangan keindonesia.
Setelah beberapa jam berlalu akhirnya aku pun sampai diindonesia dan segera menghubungi kembali inspektur long tentang tugas apa yang harus aku lakukan sekarang.
Dari informasi yang diberikan inspektur long bahwa aku harus melakukan penerbangan lagi kekepulauan riau tepatnya didaerah aceh dan setelah tiba disana aku pun harus melakukan penjelajahan disebuah hutan bagian barat aceh tersebut untuk menyelidiki sebuah markas penyeludupan narkoba.
Setelah selesai menerima informasi dari inspektur long aku pun melakukan penerbangan lagi dari jakarta ke daerah aceh.
Begitu sampai didaerah aceh aku pun berjalan-jalan sebentar untuk menikmati daerah tersebut.
Melangkah melalui jalan setapak, aku menemukan sebuah pemukiman penduduk, atau lebih tepatnya sebuah desa.
Keramahan terpancar dari setiap penghuninya.
Diwilayah perdagangan atau lebih tepatnya sebuah pasar, tampak begitu ramai pengunjung dan juga aktifitas
jual beli berlangsung damai dengan senyuman yang saling akrab terpancar diwajah mereka.
Setela membeli beberapa jajanan aku pun segera melanjutkan perjalananku kearah barat untuk menuju kesebuah hutan belantara yang ada dibarat aceh tersebut.
Sebelum memasuki hutan aku pun menyamar sebagai seorang penebang pohon dan mengikuti salah satu kelompok penebang pohon yang menuju kebagian dalam hutan tersebut.
Setelah beberapa jam melakukan perjalanan menyusuri bagian dalam hutan kami pun sampai disebuah lapangan terbuka yang berada di perdalaman hutan tersebut.
Dilapangan tersebut terdapat beberapa tenda-tenda dan juga terdapat beberapa mobil pengangkut barang terparkir dilapangan tersebut.
Melihat kearah tenda yang berada ditengan lapangan tersebut yang mana ukurannya lebih besar dari tenda-tenda sebelum nya aku pun memutuskan mencoba untuk menyelinap masuk.
Sebelum memasuki tenda tersebut aku pun segera menggunakan topeng penyamaranku.
Didalam tenda yang berukuran besar tersebut terdapat tumpukan-tumpukan kotak yang memenuhi tenda tersebut.
Karena dibeberapa tenda memiliki isi yang sama yaitu terdapat tumpukan kotak yang sama, aku pun mulai mengecek satu persatu tenda yang ada dilapangan tersebut.
Namum saat mengecek beberapa tenda yang berada didekat perkiran mobil angkat barang itu, terdapat beberapa orang yang tidur terlentang disetiap tenda tersebut.
Melihat mereka yang masih tertidur lelap. Melangkah dengan tenang ke arah sebuah lemari yang berada didalam tenda tersebut aku pun mencoba mencari beberapa informasi yang penting.
Membongkar satu persatu berkas yang berisi data penjualan narkoba kemudian menyimpannya kedalam [Dimensi Box], namun saat membongkar kebagian dalam lemari tersebut terdapat sebuah peta indonesia yang sudah diberi tanda-tanda dengan lingkaran merah. Karena penasaran akupun memfoto peta itu menggunakan telephone genggamku dan menyimpannya di [Dimensi Box].
Setelah memfoto peta yang memiliki tanda tersebut aku pun segera menghubungi inspektur long.
"Hallo inspektur long! kali ini aku memiliki sebuah peta indonesia yang sudah ditandai dengan lingkaran merah oleh para mafia tersebut. Nanti aku akan mengirim fotonya jadi tolong selidiki daerah yang diberi tanda tersebut".
"Baiklah...baiklah. Nanti akan ku kirimkan hasil penyelidikan dari peta tersebut". kata inspektur sambil mematikan panggilan telephone ku.
Setelah mengirim foto-foto tersebut ke inspektur long tiba-tiba salah satu dari orang-orang yang bekerja disini pun terbangun. Melihat keadaan lemari yang berisikan berkas-berkas mereka terbuka dia pun mulai berteriak untuk membangun anggotanya yang lain.
"Sialan! bangun kalian semua brengsek. Berkas-berkas kita semuanya dicuri, cepat bangun dan kumpulkan semua orang yang bekerja disini termasuk para penebang kayu itu".
"Ba...baik ketua".
Begitu mendengar keributan itu aku pun mengganti penyamaranku dari sang topeng kematian shura menjadi tukang kayu kembali.
Setelah beberapa jam berlalu kami semua pun sudah dikumpulkan dilapangan tersebut dan mulai diperiksa satu persatu. Karena semua berkas yang ku curi berada di [Dimensi Box] jadi aku tidak perlu kawatir.
Setelah pemeriksaan selesai semua pun di bubarkan tetapi untuk penebang pohon, kami semua disuruh kembali dan tidak melakukan penebangan pohon kembali.
Begitu sampai kepermukiman penduduk kembali aku pun mengeluarkan berkas-berkas yang kucuri tadi dan memfotonya satu persatu untuk kemudiannya aku kirim ke inspektur long.
"Hallo inspektur".
"Yaa sang topeng kematian. Tentang peta yang kau berikan itu ternyata beberapa daerah yang sudah dilingkari tersebut merupakan sebuah titik kebakaran hutan yang ada diindonesia dan beberapa lagi mungkin merupakan target pembakaran mereka selanjutnya. Dan sekarang misi selanjutmu adalah pergi kesebuah hutan didaerah Jambi nanti akan kukirim lokasinya".
"Baiklah inspektur. Tadi aku mengirim beberapa berkas yang tersisa selidiki itu juga dan kirim beberapa pasukan mu kedaerah aceh ini dan tangkap semua bawahan mafia tersebut".
"Baiklah-baiklah kalau begitu aku pamit dulu". kata inspektur long sambil mematikan panggilanku.
{ Xia Long }
Setelah menyelidiki berkas-berkas yang diberikan sang topeng kematian, aku pun segera mengirim beberapa pasukan ku ke perdalaman hutan aceh tersebut. Hasil penangkapan ini terdapat begitu banyak obat-obatan yang disembunyikan didalam sebuah kotak kayu dan juga beberapa orang yang bekerja disini.
Hasil introgasi para pekerja tersebut bahwa mereka dipekerjakan oleh seorang pengusaha, tetapi saat ditanyai kembali mereka tidak tau siapa nama pengusaha tersebut.
Kami kepolisian beijing kali ini bekerja sama bersama kepolisian indonesia untuk menangkap anggota-anggota sindikat perdagangan ilegal yang dipimpin oleh para mafia-mafia tersebut.
Namun karena keadaan indonesia sekarang yang sedikit kacau untuk mengurus masyarakatnya saja sudah kerepotan apalagi untuk mengurus orang luar, sehingga pihak dari kepolisian indonesia pun tidak bisa berbuat banyak.
Setelah menyerahkan para pekerja ilegal tersebut kekepolisian indonesia kami pun kembali kebeijing dan menunggu informasi berikutnya dari Sang Topeng Kematian Shura.
{ Hua Chen Yu }
Setelah beberapa hari akhirnya aku pun sampai didaerah Jambi. Tidak seperti daerah aceh kali ini daerah jambi terlihat seperti kota mati sebab para penduduk berada didalam rumahnya semua.
Karena keadaan udara disini sangat buruk, terdapat kabut tebal dimana-mana sehingga kini keadaan siang hari yang seharusnya terlihat cerah kini terlihat berwarna merah bagaikan langit itu seperti berdarah.
Berjalan dijalan setapak sambil menggunakan sebuah masker dimulut dan hidungku, aku pun segera menuju kearah lokasi yang telah diberika inspektur long tadi.
Lokasi yang diberikan inspektur ketika melihatnya dari kejauhan itu merupakan sebuah hutan belantara yang luas tetapi ketika aku masuk begitu jauh kedalam hutan tersebut aku pun melihat sekelompok orang yang menggunakan masker hitam berjalan memegangi jerigen minyak disekitar hutan sambil menyirami pepohonan tersebut.
Melihat itu aku pun segera mendekat kearah mereka sambil mengendap-ngendap dibalik pepohonan.
Seperti yang inspektur bicarakan, lokasi pembakar selanjutnya berada didepan ku. Dengan Hutan yang sangat luas ini kemungkinan jika hutan ini kebakar polusi udara akan semakin parah dan mungkin saja korban jiwa pasti berjatuhan.
"Apa yang sebenarnya mereka coba lakukan dengan membakar beberapa titik hutan diindonesia? ". pikirku,
++++++++++++++++++++++++++++++++
Yahh ini semua hanya cerita tidak ada sangkut paut sama kejadian didunia nyata sana ya, jangan salah paham.