"Setelah buku novel seri pertama ini diterbitkan, tak beberapa lama Ayahku meninggal. Ayahku hanya meninggalkan buku seri kedua dengan cerita yang belum sepenuhnya habis, ini bukunya dan didalamnya ada kertas-kertas yang mungkin akan membantumu." Setelah memberikan buku seri kedua, perempuan itu melanjutkan ucapannya, "Omong-omong, maaf aku lupa memperkenalkan diri, namaku adalah Callista Ardhania."
"Terimakasih, Callista dan bolehkah aku mencoba untuk membacanya disini sebentar?"
"Tentu, aku akan keluar untuk menjaga toko."
Setelah Callista berjalan keluar dan menutup pintu. Barulah Sesil membuka buku seri kedua itu, ia menemukan sebuah kertas, sepertinya itu catatan dari sang penulis alias Ayah Callista. Sesil membaca kertas itu, disitu tertulis.
˚ ˚ ˚ ˚ ˚
Siapapun yang bertemu dengan Putriku untuk mencari buku novel dan membaca catatan ini, aku harap kau bisa membantuku untuk menyelesaikan bagian-bagian dari buku yang tak dapat kuselesaikan. Aku percayakan buku ini kepadamu.
˚ ˚ ˚ ˚ ˚
Setelah membaca catatan dari selembar kertas itu, lantas Sesil langsung beranjak dan menutup buku itu. Ia berjalan keluar. "Callista, bisakah aku meminjam buku ini?"
"Tak perlu kau pinjam, buku itu akan kuberikan untukmu. Tolong jaga baik-baik buku itu, Sesil. Aku percaya padamu." Callista tersenyum menatap Sesil.
"Terimakasih, Callista. Aku harus segera pergi, senang berjumpa denganmu." Sesil membalas senyuman Callista, lalu dengan cepat ia pergi meninggalkan Callista yang masih menatap punggung Sesil yang kini sudah menghilang.
"Sesil, aku harap kaulah gadis yang memang Ayahku katakan." Callista lagi-lagi tersenyum, ia teringat akan ucapan Ayahnya sebelum pergi meninggalkannya.
"𝘊𝘢𝘭𝘭𝘪𝘴𝘵𝘢, 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘯𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘢𝘥𝘢 𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘨𝘢𝘥𝘪𝘴 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘢𝘳𝘪 𝘣𝘶𝘬𝘶 𝘪𝘯𝘪, 𝘵𝘰𝘭𝘰𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘪𝘬𝘢𝘯𝘭𝘢𝘩 𝘱𝘢𝘥𝘢𝘯𝘺𝘢. 𝘒𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘱𝘦𝘳𝘤𝘢𝘺𝘢, 𝘣𝘢𝘩𝘸𝘢 𝘨𝘢𝘥𝘪𝘴 𝘪𝘵𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘢𝘬𝘩𝘪𝘳 𝘤𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢."¹
• • •
Sesampainya Sesil dikamarnya, dengan cepat ia mengunci pintu kamarnya itu. Lalu melempar tasnya asal dan langsung berjalan ke mejanya untuk membaca buku novel seri kedua itu.
Sesil harus segera kembali ke Emerelthyst, tetapi sebelum itu ia harus tahu apa isi dari buku seri kedua itu. Ia berharap ia dapat mengetahui masalah yang akan muncul saat ia kembali ke Emerelthyst dari buku itu.
Dengan telitia ia baca mulai dari bagian pertama buku itu dan memang benar bahwa 'Latricia' masih hidup, tapi akhir cerita dari seri pertama dan awal cerita dari seri kedua. Ia sedikit merasa bingung.
Karena, di awal seri kedua, 'Latricia' memanglah ia hidup dan tak mati. Tetapi, disitu tak dijelaskan kenapa 'Latricia' masih hidup dan tak diberitahu siapa yang menolongnya.
Apakah seri kedua hanyalah flashback dan spin–off dari cerita seri pertama? Tak mau berpikir panjang lagi, Sesil melanjutkan kegiatan membacanya. Ia harus baca dengan teliti dan tak boleh melewatkan apapun.
Sesil terkejut, karena saat ia membaca pada lembar kedua dan ketiga. Disitulah ia tahu bahwa Rayenlah yang telah menolong 'Latricia'.
Ternyata bukan hanya 'Latricia' seorang tokoh utama dan ternyata Rayen juga termasuk salah satu tokoh utama, apakah akhir cerita seri kedua ini memang mentakdirkan Latricia dan juga Rayen untuk bersama?
Jadi, selama Sesil berada di Emerelthyst dan menjadi seorang 'Latricia'. Ia tak mengubah ceritanya, tetapi mempercepat pertemuan kedua dan takdir antara Sesil dan Rayen. Karena, pada seri pertama Sesil bertemu dengan Rayen pertama kalinya saat ia sedang melaksanakan acara pernikahannya dengan Kedrick. Apakah memang kebetulan atau memang Sesil dan Rayen ditakdirkan bersama?
Sesil sekarang benar-benar sangat kebingungan, ia benar-benar harus mempersiapkan berbagai macam rencana untuk menghadapi masalah baru saat ia kembali ke Emerelthyst nanti. Karena, dari ia yang mempercepat pertemuannya dengan Rayen, pasti akan muncul masalah baru yang tak dapat ia prediksi.
Sesil kembali membaca, ia membuka lembar perlembar. Ia baca dengan teliti. Bagian pertengahan dari seri kedua membuat wajahnya pucat dan berkeringat dingin, dibagian itu Kedrick ingin membalas dendam kepada 'Latricia' dan juga Rayen. Kedrick berpikir 'Latricia' dan Rayen memang sudah bekerja sama berdua untuk menghancurkan rencananya.
Di bagian itu, Kedrick berencana membunuh keluarga 'Latricia'. Membaca itu, jantung Sesil berdetak tak berirama. Dari seri kedua buku novel itu sama dengan saat kemarin dirinya bertemu dengan Kedrick untuk memberitahu pembatalan perjodohan mereka. Karena, sebelum Sesil terbangun kembali di dunia nyata, Kedrick mengatakan sesuatu dibalik kata 'keluarga'. Pasti maksud dari ucapannya itu sama seperti di bagian buku seri kedua ini.
Karena, ia mempercepat pertemuannya dengan Rayen. Ia juga mempercepat konflik pembunuhan keluarganya yang dilakukan oleh Kedrick. Sesil benar-benar sangat takut sekarang, pikirannya sudah tak bisa terfokus untuk kembali melanjutkan membaca buku seri kedua itu.
Sesil benar-benar tak mau peristiwa itu benar-benar terjadi, ia tak mau kehilangan keluarganya untuk kedua kalinya. Sesil sudah sangat terpuruk ditinggalkan oleh keluarganya di dunia nyata ini. Ia tak mau ditinggalkan untuk yang kedua kalinya, tak boleh terjadi.
Sesil menarik napas panjang, ia mencoba untuk bersikap tenang dan mengesampingkan pikiran dan juga rasa takutnya itu. Ia kembali membuka lembar baru dari buku seri kedua itu.
Setelah membunuh keluarga 'Latricia', Kedrick juga berencana untuk membunuh Ayah Rayen, Kedrick bekerja sama dengan Ibu tirinya Rayen.
Tunggu dulu, Rayen punya Ibu tiri? Ibu kandungnya bagaimana? Ia benar-benar tak tahu bahwa Rayen memiliki seorang Ibu tiri, karena saat ia berada di mansion keluarga Maynard ia tak pernah melihat seorang wanita yang tinggal dimansion itu. Bahkan, dirinya pun belum melihat Ayah Rayen, walaupun hanya sekedar menampakkan batang hidungnya sebentar.
Lagi-lagi rasa takut Sesil kembali datang dan mengganggunya pikirannya, bagaimana jika nanti saat ia kembali ke Emerelthyst keluarganya dan Ayah Rayen sudah dibunuh oleh Kedrick?
Sesil menundukkan kepalanya, entah sejak kapan matanya kini sudah berkaca-kaca. Dadanya lagi-lagi terasa sesak. Sesil benar-benar ingin merasakan kasih sayang lagi, ia tak mau ditinggalkan untuk kedua kalinya.
Sejak berada di Emerelthyst, Sesil yang sedari kecil tak bisa merasakan kasih sayang dari orangtua kandungnya, kini ia bisa merasakan betapa hangatnya rasa kasih sayang dari kedua orangtua dan kedua kakak laki-lakinya. Bagaimana jika nanti mereka tahu bahwa dirinya bukanlah seorang 'Latricia' yang asli, bagaimana jika ia bilang dirinya berasal dari dunia lain?
Sesil terisak. "I-ibu, Ayah, K-kak Elliot, Kak E-edmund. Aku benar-benar menyayangi kalian, a-aku mohon tolong tetaplah menjadi keluargaku, tolong t-tetap hidup sampai aku kembali. Aku sungguh-sungguh menyayangi kalian semua..."
Air mata Sesil mengalir deras dari kelopak matanya. Apa kalian tahu betapa senangnya Sesil ketika berada di Emerelthyst, meskipun ia tahu dirinya bukan berasal dari Emerelthyst, ia benar-benar sangat bersyukur bisa bertemu keluarga yang begitu menyayanginya. Yang benar-benar menganggapnya sebagai seorang keluarga yang sangat disayangi.
Di dunia nyata ia hidup sendiri, hanya kakak laki-lakinya dan kakak perempuannya yang menyayangi Sesil. Bahkan, kedua orangtuanya tak peduli dengan Sesil. Setelah Sesil lahir, Ibu kandungnya bahkan tak mau menggendongnya ataupun sekedar memegang tangannya. Ayahnya pun begitu, Ayahnya tak mau mengakui Sesil sebagai anak kandungnya.
Kedua orangtua Sesil membuangnya bersama Kakak laki-lakinya dan Kakak perempuannya dengan rumah yang ia tinggali ialah rumah tempat ia tumbuh besar hanya dengan kasih sayang kedua kakaknya. Sayangnya, waktu pun berjalan cepat.
Kakak laki-lakinya—John—meninggal karena penyakit leukimia yang ia derita, setelah satu tahun berlalu Kakak perempuannya—Abilene—juga ikut meninggalkannya karena kecelakaan, kecelakaan itu Sesil lihat dengan mata kepalanya sendiri.
Sesil benar-benar terpuruk, ia ditinggalkan oleh orang yang ia sayangi satu persatu, kedua orangtuanya bahkan tak peduli sama sekali padanya. Ia hidup sendiri mempertahankan rumahnya itu, ia hidup dengan jerih payahnya, ia hidup dengan bekerja untuk menunjang kebutuhan yang ia perlukan.
Tapi, semua itu berlalu ketika ia datang ke Emerelthyst. Sesil berharap setidaknya ia bisa hidup bahagia sekali saja, tak masalah jika hidupnya akan berakhir dengan cepat. Ia hanya menginginkan sebuah keluarga yang bisa memberinya kasih sayang yang benar-benar Sesil inginkan sedari dulu.