Keesokkan paginya Ariani membuka matanya, pukul 7 pagi , kepala nya masih pusing dan berat dia melihat seorang pria duduk disamping tempat tidur nya. Dengan penglihatan yang masih samar Ariani menyebut satu nama "Adrian" ucap nya.
"heii, selamat pagi' ucap pria itu dan itu bukan suara Adrian, Ariani kembali mengedipkan matanya beberapa kali "Davin" ucap nya sedikit kaget. "hehehe kau sudah bangun sepenuhnya" ucap Davin. "maaf" ucap Ariani menyadari kesalahannya tadi. "tidak apa2" sahut Davin. "aku datang membawa sarapan aku tau kau tak ingin makanan rumah sakit, tapi begitu aku datang orang tua mu pulang sebentar untuk memasak makan siang kesukaan mu" jelas Davin. ",ohh iya tidak apa-apa, kau juga harus berangkat bekerja kan" sahut Ariani. "tidak masalah kalau aku, aku akan menjaga mu hingga orang tua mu kembali" sahut Davin. "tidak tidak , aku bisa sendiri , aku tidak ingin merepotkan mu" sahut Ariani . "come on Ariani, kamu sakit, dan mustahil kamu bisa sendiri, aku bukan orang jahat, tenang lah" ucap Davin. Ariani merasa serba salah , tapi yaa sudah lah "iyaa baik lah" ucap Ariani akhirnya. "seperti nya kau lebih keras kepala dari ku" lanjut Ariani. "you're exactly right" ucap Davin penuh kemenangan.
Ariani memakan sarapannya sendiri, sejujurnya dia merasa sangat canggung berada berdua dengan Davin , meskipun Davin benar benar tak mengganggu nya, tetap saja Ariani merasa tak enak, mereka baru kenal, tentu saja akan canggung, tapi sepertinya hanya Ariani yang merasa begitu tidak dengan Davin. Davin terlihat santai dan seolah sangat mengenal Ariani. Ariani berharap Sasha segera tiba.
Syukur lah tak lama kemudian pintu ruangannya terbuka, dan masuk lah ke-4 sahabat2 Ariani. Cia, Rifah,Lina dan Kia.
"yaa ampunn Rii, kami kaget banget tau citra bilang kamu masuk rumah sakit?" sahut Cia langsung berada di samping tempat tidur Ariani.
"aku cuman kecapean,," ucap Ariani santai.
"terus kenapa kamu nggak ngabarin kami?" sahut Lina. "heheheh, aku lupa" sahut Ariani jujur. "karena kamu cuman mikirin Adrian kan" sahut Kia, "awas aja yaa kalau dia balik, aku jitakin kepala nya buat sahabat aku begini" ucap Cia, Ariani merasa tidak enak karena omongan omongan sahabat2 nya , mereka tak menyadari ada Davin di dalam ruangan itu, Davin memilih diam di sudut sofa ketika mereka. datang dan hanya senyum mendengar obrolan Ariani dan sahabat2 nya. Namun jika tidak di hentikan mereka akan membahas semakin jauh, dan Ariani takut Davin berpikir yang tidak tidak tentang nya.
"ehemmmm, Davin, maaf yaa" ucap Ariani canggung dan melihat ke arah sudut ruangan , tempat Davin duduk. tentu saja sahabat2 Ariani kaget ternyata ada orang didalam ruangan itu mereka pun kompak mengikuti arah pandangan Ariani, dan mereka semakin kaget ternyata itu seorang pria dan sangat ganteng.
"heh, ada orang tohh, siaapa nih rii?" ucap Cia ceplas ceplos.
"haii, semua" ucap Davin seraya tersenyum.
"aku Davin," tambahnya.
"mereka sahabat2 aku Vin" sahut Ariani cepat dan mulai memperkenal sahabat2 satu satu.
"ehmm, oke dehh, karena mereka sudah disini dan kamu nggak sendiri, aku akan pergi sekarang, karena ada beberapa pekerjaan menanti ku" ucpa Davin akhirnya ,.
"ahh, iyaa, sebaik nya begitu, aku merasa tidak enak merepotkan kamu, sekali lagi terima kasih banyak yaa" ucap Ariani ke Davin ,"it's oke, aku senang melakukan nya, bye" ucap Davin dan meninggalkan kamar perawatan Ariani.
Ariani benar benar tak merasa senang dan tenang ketika Davin meninggalkan nya.
"tadi itu siapa Kii?" tanya Rifah begitu Davin menutup pintu dari luar.
"ohh, klien , dia juga yang nolong aku dan bawa aku ke rumah sakit" ucap Ariani ringan.
"yakin Klien?" tanya Lina .
"yakinn lah, kami aja baru ketemu kemarin, dia investor untuk project baru Victoria Global, " jelas Kirana ke sahabat2 nya itu.
"ohhh, gitu" sahut Cia.
"Rii, kamu uda dengar dari Citra, tentang kamu dan Adrian, dan kenapa kamu begini juga karena dia kan" sahut Kia.
"kenapa kamu nggak nelpon kami Rii?" lanjut Kia seraya meraih tangan kiri Ariani yang tak di infus.
"jujur, aku bahkan mengabaikan pekerjaan ku , apalagi kepikiran buat menghubungkan kalian, aku hanya fokus memikir kan Adriana saat ini" jawab Ariani sedih. "awass aja tuhh yaa asi Adrian pokok nya kalau balik aku jitakin beneran kepala nya" ucap Cia , sebenarnya dia marah, tapi bagi sahabat-sahabat nya ekspresi nya malah sangat konyol saat dan membuat mereka tertawa.