Ariani melangkah dengan kesal meninggalkan Adrian. Adrian menatap Ariani melihat punggung Ariani yang semakin menjauh, Adrian tahu Ariani kesal dan Adrian juga tau Ariani sudah berdiri dibelakang makanya dia sengaja memulai cerita nya.
Kini Ariani sudah berada di perpustakaan, perpustakaan itu sepi, hanya ada 2 orang siswa disana dan tanpa guru yang penjaga , maklum ini hari sabtu. Ariani kembali mengingat kejadian Kejadian diperpustakaan sambil berjalan menyusuri setiap sudut rak buku dia mengingat ketika dia sedang bercanda bersama sahabat2 nya dan di tegur karena ribut, ketika dia mencari buku untuk tugas, Sampai akhirnya dia tiba di sudut ruangan tempat dia dan Adrian. Ariani menghentikan langkahnya dan menutup matanya, dia ingin memutar kembali memori nya 9 tahun yang lalu, Dia menyandarkan badannya nya di rak buku itu melipat kedua tangannya didada dan menutup matanya, untuk beberapa saat dia terhanyut dengan memori nya dan spontan tersenyum sendiri, namun dia merasakan seperti ada hembusan angin teratur menimpa tepat di wajahnya, ya seseorang sudah berdiri didepan nya. dia pun perlahan membuka matanya. Dan melotot seketika begitu melihat siapa yang ada di depan nya. Ariani ingin membuka mulutnya .
"jangan teriak ini perpustakaan" ucap Adrian pelan saraya menutup manis mulut Adrian dengan jari telunjuknya. Ntah apa yang membuat Ariani mengikuti ucapan Adrian. Mereka saling bertatapan , tatapan tajam dua orang yang seakan berbicara lewat tatapan ,, dua orang yang saling merindukan, dua orang yang terpisah karena permainan takdir, ketika dalam ambang kaputus asaan Takdir mempertemukan mereka, namun ntah karena takdir atau keegoisan masing masing sampai detik ini hati mereka belum manyatu.
"ehemmm, ayooo pulang" ucap Ariani yang sadar terlebih dahulu.
Namun saat akan melangkah Adrian merentangkan tangannya kearah rak buku tempat Ariani bersandar menahan agar dia tak beranjak.
"kamu ingat tempat ini" ucap Adrian yang masih menatap Ariani. Ariani seolah tertantang untuk menghadapi Adrian saat ini, di kembali ke posisi nya dan menatap dalam Adrian. Dia bertekad untuk menemukan ketulusan dan kebenaran cinta Adrian sakarang. "ingat" jawab Ariani. "kau tau betapa bencinya aku saat itu kepada mu karena sifat keras kepala mu" ucap Adrian dengan mata yang berbinar, Ariani bisa menangkap ada luka ketika Adrian mengucapkan itu. "kalau benci, kenapa mencari ku" jawab Ariani memancing Adrian. "kau ingat aku mengatakan apa saat itu 'saat itu kau ragu padaku atau kau yang tak yakin dengan perasaan mu', itu artinya dulu, hingga sekarang perasaan ku tak pernah berubah pada mu Ariani" ucap Adrian. "tahu kah kamu 9 tahun ini aku hanya menyibukkan diri dengan pekerjaan ku agar pikiran ku bisa beralih dari mu" ucap Adrian Sungguh sungguh.
Mendengar ucapan Adrian, Hati Ariani seolah seperti disiram air hangat, meleleh, ingin Rasanya dia jatuh ke pelukan Adrian saat ini juga, namun, tentu saja itu hanya keinginan nya semata, Logika dan gengsinya tak akan membiarkan itu terjadi. "ehemmm, apa yang mau kau dengar dari ku" ucap Ariani. "apa kau mencintai ku" tanya Adrian to the point. "kok aku yang di tanya sihh, aku kan perempuan" ucap Ariani kesal namun Adrian mendengar suara manja Ariani, Sontak mendengar jawaban Ariani, Adrian tak bisa menahan diri lagi, dan langsung menarik Ariani ke pelukan nya masuk kedalam dada bidang nya. "aku mencintaimu Ariani Saputri , aku sangat mencintaimu" ucap Adrian bahagia sedikit berteriak. Namun itu perpustakaan dan suaranya pasti menggema, "jangan teriak ada anak anak didepan" ucap Ariani lembut yang berada di pelukan Adrian. "mereka sudah aku usir" jawab Adrian santai. Tak percaya Ariani langsung meangkat wajah nya yang masih berada di pelukan Adrian "kauuu",, ucap nya dengan ekspresi yang selalu disukai Adrian, "hehehe, kau marah begini saja sangat menggemaskan" ucap Adrian dan langsung mencium bibir Ariani. Dia Melepaskan ciuman itu Sesaat "aku mencintaimu Ariani, dulu dan sekarang kau hanya lah Ariani-ku" ucap nya, tanpa menunggu respon Ariani Adrian kembali mencium bibir Ariani, dan kali ini lebih dalam, Ariani pun merespon nya dia melingkarkan tangan nya di leher Adrian. Menikmati Ciuman hangat dari Adrian. Ntah berapa lama mereka didalam perpustakaan hanya untuk saling melepas perasaan mereka yang selama ini begitu terpendam dan sulit untuk keluar.