Semenjak pertengkaran kemarin pagi Adrian meninggalkan ruangan nya dan tak kembali hingga sore hari. Bahkan pagi ini saat Ariani masuk ke dalam ruangan nya yang juga secara tidak langsung merupakan ruangan Adrian tak melihat nya. Jam sudah menunjukkan pukul 09.00 pagi, Adrian bukan lah tipe orang yang tidak disiplin , 'apa dia meeting di luar' itu pikir Ariani. Suara telepon kantor di ruangan nya menyadarkan Ariani kembali. "selamat pagi" ucap Ariani ketika menjawan telpon itu,
"..."
"baikk, saya akan segera kesana".
~~~~~~~~~~
"Kenapa tiba tiba ada meeting?" tanya Ariani ke Direktur hotel ketika tiba di ruang meeting, "maaf nona, tuan adrian sudah kembali ke Surabaya, jadi kami butuh anda untuk menghadiri rapat ini" jelas Direktur hotel. 'adrian kembali ke Surabaya dan tidak memberitahu kannya ke dia', itu lah pikiran Ariani. Rapat dimulai dengan dipimpin oleh Direktur Hotel. Fokus Ariani sebenarnya terbagi, antara meeting dan Adrian. "baik, Nona Ariani, bagaimana pendapat anda tentang pengembangan hotel meminta kamar VVIP dengan fasilitas Kolam berenang pribadi." ucap Direktur dan menyadarkan Ariani. Ariani pun menarik nafas panjang, dia harus bertanggung jawab atas setiap pekerjaan nya. itu lah yang prinsip Ariani. "saya sudah melihat proposal pembangunan ini dan mendengar presentasi nya" , ucap Ariani dan menjeda omongannya kemudian dia melanjutkan "Namun melihat budget yang begitu besar, dan melihat hotel yang baru berjalan setahun walaupun hotel mampu membuat nya namun bagaimana jika dibuat lebih fleksibel namun tidak mengubah konsep awal , tapi lebih efisien baik penggunaan lokasi dan budget nya" ucap Ariani , "maksudnya seperti apa ya Bu" , Manager Promosi pun tertarik dengan pendapat Ariani dan di sambut anggukan dari yang lainnya. "begini, bagaimana jika kamar suite VVIP ini berada didalam 1 lantai (lokasi) dan kolam berenang nya dibuat mengelilingi lantai (lokasi) itu namun dengan sekat antar kolam sehingga tetap terlihat private oleh si pemilik kamar, dan kamar ini hanya berjumlah minim, sehingga membuat orang penasaran dan mereservasi terlebih dahulu." jelas Ariani. Seluruh manager yang hadir dan direktur hotel kaget mendengar pendapat Ariani, mereka tercengang dalam diam dan dengan ekspresi menunjukkan kekaguman mereka ke Ariani, sejujurnya Ariani merasa bingung dan takut kalau pendapat nya salah., "hmmm, jadi begini, ini hanya pendapat saya, jika memang ini sangat penting saya akan bicarakan dengan tuan Adrian terlebih dahulu" ucap Ariani mencoba memecah keheningan. "wahhh, saya rasa tuan Adrian akan setuju, kami tadi diam, hanya kaget tidak menyangka selain pengacara , ternyata Nona sangat paham dengan bisnis" ucap Direktur akhirnya. "dan Nona tidak usah khawatir pihak Kami sudah menghubungi pak Adrian dan beliau mengatakan kami harus mengikuti semua pendapat dan keputusan Nona" ucap manager Marketing , dan Kini Ariani yang kaget di buatnya. 'kenapa Adrian membuat seolah olah Ariani yang C.E.O hotel ini' pikir Ariani.
Rapat pun berakhir. dan semua orang menyalami dan terlihat Sangat takut dan hormat kepada nya.
~~~~~~~~~~~~~~~
Adrian terlihat tersenyum puas melihat ke arah laptop nya. "kau kenapa senyam senyum sendiri dari tadi" tanya Ferdinand yang berada bersama di ruangan Adrian. "tidak, aku baru saja mengikuti rapat di hotel Victoria secara Online Live" jawab Adrian. "sudah selesai" sahut Ferdinand , "Sudah baru aja" sahut Adrian seraya menutup laptopnya. "Aku pikir kau tak akan datang menemui investor itu" lanjut Ferdinand, "Cinta ku memang penting, tapi tanggung jawab ku tak akan ku abaikan begitu saja" sahut Adrian tegas. "jadi, apa cinta mu sudah terselesaikan" tanya Ferdinand. "belum" sahut Adrian lesu. "aku bahkan kembali ke Surabaya dalam keadaan bertengkar dengan nya, dan dia tidak mengetahui kepulangan ku ke sini". Adrian pun menceritakan tentang pertengkaran nya dengan Ariani di ruangannya. "bahkan setelah menciumnya, dia tetap tidak bergeming,,,, benar benar wanita berhati es" ucap Ferdinand seraya tertawa kecil mendengar cerita Adrian. "aku kangen dengan nya , makanya meminta online live Rapat tadi untuk melihat wajah nya, tadinya aku pikir akan melihat wajah sedih nya, malah sekarang aku yang semakin gila melihat pesonanya di rapat tadi, dan rasanya ingin membunuh para manger hotel yang tak berkedip melihat Ariani" ucap Adrian frustasi. Ferdinand pun tertawa melihat Sahabat nya itu, dia tidak pernah berpikir bahwa seorang Adrian bisa bertekuk lutut seperti ini ke seorang wanita. Namun dia sudah mengenal Ariani, dan Ariani memang wanita luar biasa tak heran jika Adrian yang dijuluki 'pria dingin' bertekuk lutut ke Ariani yang mendapat julukan 'wanita berhati es'. Perfect namun complicated karena ke duanya keras kepala.