"Nona sudah waktunya rapat, direksi dan investor sudah menunggu anda" ucap Karina. Ariani pun menuju ruang meeting.
Meeting selesai pukul 11 siang semua berjalan lancar Ariani mempresentasikan semua dengan lancar.
Ariani dan Ferdinand berjalan bersama ketua direksi dan para investor mengantar mereka keluar.
"Ternyata Tuan Adrian tidak pernah salah" ,
"awalnya kami sempat meragukan anda nona Ariani, namun belakangan mendengar kinerja anda dan kasus tanah itu membuat kami penasaran untuk melihat anda langsung" ,, "dan hari ini kami semua terutama saya benar benar kagum melihat anda" , ucap ketua dewan Direksi , Ariani dan Ferdinand hanya diam sambil tersenyum anggun mendengarkan ucapan ketua direksi hingga selesai "terima kasih banyak pak, tapi saya belum sehebat Mister Ferdinand" ucap Ariani lembut dengan senyum manisnya dan disambut tawa kecil dari semua yang ada disana, "baiklah kami Permisi dulu dan sampai jumpa lagi" ucap Ketua Direksi , Saling berjabat tangan dan berjalan pergi.
----------------------_---------------------
"ahhhhh, lega nya" ucap Ariani ketika memasuki ruangannya dan duduk di kursinya , dia menyandarkan badannya ke kursinya. Dia memposisikan tubuhnya senyaman mungkin dan memejamkan matanya. Selang beberapa menit pintu ruangannya di ketuk asistennya.
"Nona apa anda mau dipesankan sesuatu untuk makan siang?" ucap Karina, "tidak usah Karina, saya akan makan siang di luar" ucap Ariani masih dengan posisinya. "Apa anda mw dibuatkan teh nona" lanjut Karina, dia melihat atasan itu seperti sedang kelelahan. "tidak , saya hanya tidak ingin di ganggu hingga selesai makan Siang" ucap Ariani. "baik nona". ucap Karina dan meninggalkan ruangan Ariani.
-------------------___----------------
"Ku pikir kau akan kembali sore hari" ucap Ferdinand, "urusan di sana selesai lebih cepat" sahut Adrian. Ferdinand kini berada di ruangan Adrian. "kenapa kau meminta video langsung rapat tadi pagi tidak biasanya kau seperti itu" lanjut Ferdinand "aku hanya ingin mengetahui hasilnya lebih cepat" ucap Adrian seperti biasa. Sambil melihat berkas yang tadi di bawa oleh Ferdinand.
"Peserta pelatihan tahun ini berjumlah 35 orang, jadii, apa kau akan datang kali ini" tanya Ferdinand seraya menjelaskan mengenai berkas yang dipegang Adrian. Adrian pun menandatangani nya sambil menjawab ucapan Ferdinand "tidak , ada hal yang harus aku selesaikan." ucap Adrian. "kau masih mencari gadis itu" tanya Ferdinand. "hmmmm" sahut Adrian "Lalu bagaimana dengan Claudia?" Adrian pun diam, "dengar Adrian kau harus berhenti mencari Cinta SMA mu itu, sampai kau bisa bersikap tegas atas perasaan mu terhadap Claudia" ucap Ferdinand dan disaat bersamaan seorang wanita mengetuk pintu dan masuk ke ruangan Adrian, "selamat siang mas Rian,, surprisee" Adrian dan Ferdinand menoleh bersamaan ke arah suara itu, "Claudia,, bukan nya kamu di Hongkong" ucap Ferdinand kaget, "aku kembali setelah mendengar tanah itu sudah menjadi milik mas Rian" ucap wanita yang bernama Claudia. melihat situasinya Ferdinand pun pamit dan meninggalkan ruangan Adrian, "okee, aku akan tinggalkan kalian berdua," ucap nya.
"kenapa kau kembali tak mengabari ku" ucap Adrian dingin pada Claudia. "mas apa kau tak senang dengan kembali nya aku" ucap Claudia manja. "aku sibuk, jadi kau kembali lah dulu, nanti aku akan menemui mu" ucap Adrian, "baik lah,,," ucap nya pasrah "aku akan menunggu mu " ucap Claudia dan mencium pipi Adrian. Adrian hanya diam dan tetap bersikap dingin terhadap Claudia hingga wanita itu meninggal kan ruangannya.
------------------_----------------
Ariani masih pada posisi nyamanya, hingga seseorang masuk tanpa mengetuk pintu nya. "Karina aku bilang tidak ingin di ganggu" ucap nya tanpa melihat siapa yang datang". Orang yang masuk tadi tak bersuara dan berjalan mendekati posisi Ariani "ada apa Karina" ucap Ariani tak menyadari bahwa seseorang berdiri tepat di depannya dan telah menatap nya dengan sorot mata seperti elang yang sedang membidik mangsanya. Karena tak mendapat jawaban Ariani pun membuka matanya. Dia sangat terkejut melihat siapa yang saat ini sedang berada di depannya. "adri, pak Adrian, maaf saya tidak tahu kalau anda," Ariani bingung harus berkata apa kagetnya bercampur aduk, kaget melihat Adrian yang merupakan atasannya masuk keruangan nya dan melihatnya dengan posisi Santai seperti ini dan kaget dengan posisi Adrian yang saat ini membungkuk memperhatikan nya dan dengan tangan menahan di kedua sisi kursi Ariani. "diam lah" ucap Adrian lembut, dalam seketika Ariani kembali merasa kan jantung nya berdegup kencang dia bingung harus berbuat apa, hampir 3 menit Adrian pada posisinya dan tak mengedipkan matanya sampai Nina dan Tasya masuk keruangan Ariani, ruangan Ariani tak tertutup rapat oleh Adrian saat dia masuk tadi sehingga Nina dan Tasya yang sudah biasa masuk begitu saja apalagi jam istirahat kaget melihat kejadian ini. Adrian sadar dan segera memperbaiki posisinya. "bersiaplah kita akan makan siang dalam waktu 10 menit aku menungguu di bawah" ucap Adrian dingin dan keluar ruangan Ariani tanpa melihat ke Nina dan Tasya. Tanpa diketahui oleh mereka ternyata Ferdinand pun berdiri di belakang Tasya dan Nina namun melihat Adrian berjalan keluar Ferdinand segera meninggalkan ruangan Ariani terlebih dahulu.