Chereads / Hidup Lagi Di Dunia Pararel Yang Penuh Fantasi / Chapter 86 - 85: Gadis Dewasa 14 Tahun?

Chapter 86 - 85: Gadis Dewasa 14 Tahun?

Sebelumnya :  Haru, Lucy dan Nilo, akhirnya sampai di kota black hole.

Mereka di berikan sebuah kalung penanda, agar tidak di kira penyusup.

Untuk memperjelas apa tugas dari questnya, mereka bertiga menemui sang pembuat quest, atau sang raja di kota itu.

■■■

Kami bertiga melakukan seiza di hadapan sang raja, atau lebih tepatnya, dia ada di atas tangga itu.

Ruangan ini berwarna putih seluruhnya. Ada beberapa patung berbentuk hewan di samping ruangan. Di depan pintu ruang tahta ini, ada dua penjaga dengan tombak mengerikan mereka.

Aku tidak melihat sang raja memiliki anak. Atau memang dia tidak punya anak? Kan biasanya sang anak akan duduk di samping Ibu atau Ayahnya, tapi aku tidak melihat satupun.

"Jadi..." Sang Raja membuka mulutnya dan berkata dengan berwibawa "...kalian yang dikirim Master Riko kemari?"

"Itu benar, paduka!" Lucy dan Nilo mengatakan itu secara serentak.

Aku tidak menjawab apapun, karena aku juga memang tidak tahu harus menjawab apa.

"Kalian sudah mengerti tugas kalian?"

"Maafkan kami, paduka." Lucy mengatakan itu dengan nada yang sangat rendah "Dalam questnya, tidak di jelaskan sama sekali tentang tujuan dari questnya."

"Eh?" Sang raja membuat ekspresi aneh yang menggelikan. Oh ayolah, seharusnya kau bisa menyembunyikan hal itu.

Melihat sang raja dalam keadaan itu, istri pertama sang Raja membuka mulutnya dan berkata "Kalian temui saja pemimpin para penjelajah di camp penjelajah dekat pintu masuk kota."

"Dimengerti!" Lucy dan Nilo mengatakan itu dengan serentak, lagi. Dan lagi, aku tidak mengatakan apapun.

Segera setelah itu, kami berdiri dan berjalan keluar dari istana megah itu.

"Kenapa kau diam saja?" Tanya Nilo padaku dengan wajah tanda tanya.

"Yah..." Aku menjawab dengan bodoh "...aku tidak tahu tahu harus berkata apa, jadi aku serahkan saja pada kalian."

"Kau ini..."

Lucy langsung memotong saat Nilo hendak berbicara "Itu bagus! Dari pada nanti Haru membuat kesalahan yang bisa membuat dirinya di eksekusi."

"Tunggu dulu! Memangnya kesalahan macam apa yang bisa membuatku di eksekusi."

"Menyakiti hati sang raja."

Aku langsung menunuduk dan merendahkan suaraku "Kau benar."

***

Setelah berjalan cukup jauh, akhirnya kita sampai di tempat awal. Aku baru sadar, ternyata memang ada rumah yang cukup besar di sana.

Ada seorang gadis kecil berambut putih sebahu berdiri di depan sana. Dia memakai pakaian penggali dan membawa sebuah tas besar di punggungnya. Aku juga melihat ada beberapa alat penggali.

"Kita bisa menanyakan padanya." Setelah Nilo mengatakan itu, dia langsung berjalan mendekati gadis itu.

Beberapa langkah terlewati, akhirnya Nilo sampai di depan gadis itu.

Mata gelap Nilo menutupi mata mengerikannya, dan malah tambah mengerikan. Tunggu! Apa sih maksudnya?

Gadis kecil itu akhirnya sadar, karena kegelapan mulai menutupi dirinya. Penasaran, gadis itu mendongak ke atas, dan dia melihat seekor monster yang mengerikan.

Wajah gadis kecil berambut putih itu langsung pucat, dan hampir berteriak.

Menyadari itu, Lucy langsung berlari ke sana dan berdiri tepat di depan Nilo. Tangan Lucy mengisyaratkan Nilo untuk menjauh. Kau tahu, seperti saat kau mengusir kucing di dalam rumahmu.

Nilo hanya mengangguk lalu pergi. Dia berjalan melewatiku. Aku tidak tahu kemana dia pergi, dan aku juga tidak mau tahu.

Aku berjalan mendekati mereka dan berhenti di samping kiri Lucy.

"Permisi, gadis kecil." Kata Lucy dengan lembut.

Gadis kecil itu tampak tidak nyaman "Namaku Yuki! Panggil aku Yuki!"

Melihat itu, wajah Lucy tampak marah, tapi dia menahannya "Be-Begitu ya? Jadi... Yuki... apa kau tau di mana camp penjalajah?"

Yuki tersenyum manis dan menjawab dengan senang "Iya. Aku salah satu anggotanya."

"Eh? Kau kan masih kecil."

"Enak saja! Umurku empat belas tahun, tau." Yuki mengatakan itu sambil menyilangkan tangannya "Intinya, aku sudah dewasa."

"Tidak!" Kataku "Kau itu masih..." Tiba-tiba Lucy menginjak kaki kananku dengan kaki kirinya "Aduh! Apa'an sih?"

Lucy tidak memperdulikanku dan tersenyum lembut pada Yuki sambil mencondongkan badannya kedepan "Jadi... di mana tempatnya?"

Aku rasa itu sudah jelas.

"Dibelakangku."

"Oh."