Chapter 83 - 82: Quest Wajib

Sebelumnya : Haru dan Harry hampir bertarung karena partikel iblis.

Harry akhirnya memberikan partikel iblis itu dengan sebuah syarat. Haru harus menceritakan kenapa dia sangat menginginkan partikel iblis itu.

Lucy bertanya tentang partikel iblis itu, dan Haru menceritakan saat Haru melawan monster Rabbit.

■■■

Suasana kedai serikat sudah seperti semula. Maksudku... ribut dan sangat berisik. Aku bahkan melihat beberapa orang sedang berlomba memakan sosis. Jadi sudah ada sosis ya disini?

Aku dan Lucy hanya saling berhadapan sambil makan daging kering aneh ini. Aku bahkan tidak mau menyentuhnya, tapi aku penasaran, karena Lucy seperti menikmati daging kering aneh ini.

Aku memberanikan diri dan menyentuhnya dengan tanganku. Walaupun terlihat kering, ternyata teksturnya lumayan lembut.

Aku memotongnya menggunakan pisau dan menjejalkan daging itu ke mulutku.

Ada apa dengan rasa fantastis ini? Ini bahkan terlalu nikmat untuk sebuah daging kering bertekstur lembut.

Setelah aku mengetahui rasanya, makanan ini habis hanya dalam hitungan detik.

Aku mengangkat tanganku yang di atasnya terdapat piring bekas makanan kering tadi "Tambah lagi!"

"Tambah lagi!"

"Tambah lagi!"

Dan tidak terasa, ternyata sudah ada sepuluh piring di depanku.

Lucy melihatku dengan aneh. Jangan melihatku seperti itu. Ini pertama kalinya aku memakan ini, dan makanan ini tidak ada di duniaku yang dulu.

Aku membuka mulutku dan mau menjelaskan semuanya pada Lucy, tapi niatku di hentikan oleh hentakan kaki seseorang yang datang dari pintu masuk serikat. Seseorang yang memimpin serikat petualang sunrise, master.

Seorang pria yang tadi sedang lomba makan, berkata dengan heran "Ada apa, master? Kau terlihat aneh."

Tanpa memperdulikan apapun, Master langsung menunjukku "Haru! Kau ikut dalam quest wajib." Lalu menunjuk Nilo "Kau juga." Dan terakhir, dia menunjuk Lucy "Aku rasa kau juga ikut." Ada apa dengan kata yang terkahir itu? Apa kau ragu?

"Ada apa?" Tanyaku.

"Aku bilang kau ikut dalam quest wajib."

"Oh... kenapa?" Tanyaku dengan wajah bodoh.

"Ya karena aku maunya begitu."

"Oke."

Semua wajah melihatku dengan aneh, dan beberapa orang mulai mengatakan sesuatu pada master "Kalau Lucy dan Nilo sih tidak masalah! Tapi Haru... dia masih baru! Dia belum berpengalaman, master!"

Master menggaruk kepalanya dengan keras "Walaupun begitu, dia sudah mengalahkan beberapa makhluk kematian. Apa kalian pernah membunuh salah satunya?"

Saat master menanyakan itu, semua yang tadi protes, hanya menunduk dan perlahan duduk di tempatnya.

Melihat itu, master melanjutkan "Bukannya aku meragukan kemampuan kalian, hanya saja, quest wajib kali ini, terlalu mengerikan! Aku tidak mau anggotaku mati sia-sia." Jadi maksudnya kalau aku mati, itu bukan sia-sia?

Master langsung melihat padaku "Benarkan, Haru?" Lalu dia tersenyum. Aku rasa dia tahu tentang kemampuanku yang tidak bisa mati ini.

"I-Iya." Jawabku ragu.

"Ada apa?" Tiba-tiba Nilo berdiri dari duduknya dan berjalan mendekati master "Apa kau kalah taruhan lagi, Master?"

Master menghembuskan napasnya dengan lemah "Jangan katakan itu! Aku jadi malu, tau."

Mendengar itu, Lucy langsung berdiri dan berjalan ke depanku "Mau bagaimana lagi, ini perintah master." Lalu dia melihat padaku dari balik bahunya "Benarkan?"

"Yah... mungkin." Jawabku.

"Aku sudah menyiapkan keretanya, kalian tinggal langsung pergi saja." Master mengatakan itu, sambil memberikan sebuah gulungan kertas berwarna coklat pada Lucy "Untuk lebih jelasnya, baca saja questnya!"

Lucy menerimanya begitu saja "Baik."

Lalu master berjalan menjauhi kami dan mendekati meja Shely. Dan aku mendengar gumamnya "Jangan mati, anak-anak bodoh!"

Apa kau tidak bisa lebih mengekspresikan rasa sayangmu, master?