Sebelumnya : akhir dari pertarungan. Akhir dari keributan.
Haru menang dengan telanjang. Dia di pinjami mantel oleh Harry.
■■■
Akhirnya keributan telah selesai, dan semua warga kota Laksana bisa keluar dari bawah tanah kota. Wajah mereka yang tadinya cemas dan ketakutan, sekarang mulai membaik dan bisa tersenyum kembali.
Di tengah-tengah kebahagaian itu, seseorang berteriak dengan keras, "DIMANA BARANG-BARANGKU?!" Siapa lagi kalau bukan master serikat pedagang kota Laksana yang gendut dan menyebalkan.
"Tuan! Tenang dulu!" Seorang pria paruh baya mengatakan itu dengan kalem.
"Tenang dulu? Jangan bercanda! Itu adalah stock makanan kota ini untuk satu minggu!"
"Kita bisa... "
"Tidak! Aku tau siapa yang harus bertanggung jawab." Master serikat pedagang itu tersenyum dengan licik. "Kita ke istana kerajaan sekarang! Ini akan membuat gadis itu menyesal."
"Baik!"
Berganti ke tempat lain, sang Raja kota Laksana dari kerajaan JayaLaksana, duduk di singgasanya dengan wajah tenang, tapi di hatinya, dia ketakutan.
"Raja. Ada apa?" Tanya seseorang yang sepertinya sangat penting. Dia duduk di samping kanan sang Raja. Dia memakai pakaian abad pertengahan yang aneh dan lucu. Dia laki-laki yang terlihat kuat dengan tombak yang ujungnya terbuat dari emas. Kita bisa memanggilnya Kemo. Aku bahkan tidak ingin tahu kenapa namanya kemo.
"Ada apa?!" Bentak sang Raja. "Kenapa kita harus bersembunyi di dalam istana, sedangkan kota dalam keadaan panik!"
"Tenanglah, suamiku!" Permaisuri sang Raja, atau Ratu kerajaan JayaLaksana berkata dengan lembut. "Aku rasa itu sudah selesai." Dia terlihat sangat cantik dan muda, padahal umurnya sudah menginjak kepala tiga.
"Kemana si Vergo itu?"
Tepat setelah sang Raja menanyakan itu, seseorang mengetuk pintu tahta dengan sopan.
"Masuklah!" Tegas sang Raja.
Pintunya terbuka, dan seseorang dengan pakaian serba hitam seperti bangsawan kuat. Pakaian serba hitam, sarung tangan putih dan kacamata berwarna hitam.
Dia berjalan mendekati sang Raja, dan saat jaraknya sudah lima meter, dia menunduk memberi hormat.
"Laporkan!" Perintah sang Raja.
"Kejadian di kota Laksana sudah terkendali. Itu semua berkat para prajurit kerajaan JayaLaksana. Itu saja laporan dari saya, Vergo, paduka Raja."
Wajah sang Raja langsung tenang dan berkata dengan santai, "Itu bagus! Sekarang bereskan sisa-sisa keributannya!"
"Siap dilaksanakan!" Lalu dia berdiri dan berbalik langsung berjalan menuju ruangan para prajurit, atau barak yang ada di samping kanan dan kiri istana kerajaan besar yang berwarna putih.
Setelah semua itu, Vergo langsung memberitahu para prajurit dengan sihir telepati untuk segera membersihkan sisa-sisa keributan.
Didalam hati, dia merasa bangga, 'Sang Raja yang bodoh! Jika terus begini, maka rakyat akan membencinya.' Dalam setiap kepemimpinan, pasti ada satu atau dua orang pembelot. Tapi apakah benar Vergo akan membelot?.
Para prajurit langsung turun ke kota dan membersihkan sisa-sisa pertarungan.
Para rakyat melihat mereka dengan tatapan benci. Kenapa? Karena tangan mereka masih saja bersih. Mereka bersembunyi di dalam barak mereka yang di lindungi oleh pagar raksasa dari besi yang mengelilingi istana. Di tambah perlindungan instant dari master serikat petualang.
Para prajurit juga tidak tahu apa-apa dengan semua ini, karena mereka hanya mengikuti perintah dari sang Raja, yang di sampaikan oleh Vergo.
"Apa Raja tidak memperdulikan rakyatnya?" Itulah pertanyaan yang disampaikan para Rakyat. Mereka tidak langsung bicara, karena mereka takut akan hukuman.
Di serikat sunrise, orang-orang sedang melaksanakan pesta yang sangat meriah. Mereka bersenang-senang karena selesai dengan tugas mereka.
Di tengah meja, Haru, Lucy, Shely, Master, dan Harry. Mereka duduk dengan makanan lezat dan minuman nikmat di hadapan mereka.
"Kenapa kau ada di sini, kampret?" Tanya Haru pada Harry dengan kesal.
"Aku sudah bergabung dengan serikat ini. Bahkan sebelum kau bergabung."
Semua yang duduk di meja itu terkejut, dan bertanya pada Master dengan aneh, "Maksudnya?"
Master yang sudah mabuk, menjawab pertanyaan itu dengan malas, "Apa namanya? Agen ganda? Ha? Aku rasa itu."
"Heeeee~"
"Nyahahaha." Harry tertawa dengan bodoh, lalu dilanjutkan oleh Haru yang sepertinya tidak memperdulikan itu.