Chapter 78 - 77 : Ide Aneh

Sebelumnya : Pertarungan dua lawan satu, walau Haru tidak ikut bertarung sih.

Harry, nama penyihir tingkat tinggi itu. Dia menyerang raja kecoa dengan berbagai serangan sihir yang mengerikan. Tombak es, tanaman rambat yang di ledakan, dan sihir alkimia pedang neraka. Tapi itu masih belum cukup untuk mengalahkan raja kecoa itu.

■■■

"Apa kau punya ide, Haru?" Tanya Harry melihatku dengan penuh harapan.

Aku menggeleng, "Tapi... aku ingin tau, apa dengan mengancurkan seluruh tubuhnya, itu bisa membuat dia mati?"

"Maksudnya, agar dia tidak diberi kesempatan..."

Sebelum Harry menyelesaikan kata-katanya, aku memotong, "Otak kecoa itu tidak ada di kepalanya, melainkan ada di seluruh bagian tubuhnya."

"Jadi begitu..." Harry melihat ke arah raja kecoa itu, lalu melanjutkan, "...karena itu dia masih terus meregenerasi tubuhnya, karena otaknya masih aktif."

"Benar! Tapi bagaimana kalau kita menghancurkan seluruh tubuhnya? Karena itulah yang aku lakukan pada kecoa di rumah untuk membunuh mereka."

"Kau punya ide apa? Bahkan ledakan beruntun seperti tadi, belum bisa menghancurkan tubuhnya."

Aku berpikir sebentar untuk memikirkan bagaimana caranya sambil menunduk. Aku rasa sebenarnya aku ini hanya pura-pura berpikir, karena yang aku lakukan, hanyalah melakukan monolog tidak berguna seperti sekarang. Untuk apa? Tentu saja untuk memperpanjang cerita.

Mungkin ada yang kurang senang dengan monolog, tapi aku suka. Itulah Manusia, dan itulah kenapa Manusia itu sempurna. Karena mereka memiliki pikiran atau pemikiran yang berbeda-beda satu sama lainnya. Aku suka itu, kau tidak suka itu. Atau malah mungkin sebaliknya.

"Aku rasa ini akan menghancurkan tubuhnya." Kataku.

"Baiklah!" Harry melihat ke arahku dengan semangat. "Katakan padaku!"

"Pertama, apa kau bisa menempelkan bom waktu itu di benda mati?"

"Bisa."

"Kalau begitu, bagaimana dengan ledakannya?"

"Semakin besar inangnya, maka semakin besar juga ledakannya."

"Tapi aku rasa itu tidak mungkin untuk mengangkat sebuah batu besar, ya kan?"

Harry mengangguk, "Iya."

"Kalau begitu..." Aku melihat Harry dengan serius "...gunakan aku!"

Harry langasung terkejut saat aku mengatakan itu, "Apa?"

"Gunakan aku sebagai inangnya! Tempelkan ledakan super besar di seluruh tubuhku. Lalu aku akan masuk ke dalam tubuhnya. Setelah aku masuk kedalam tubuhnya, aktifkan peledaknya, dan boom... dia akan hancur berantakan!"

"Kau juga akan hancur, bodoh!" Harry menunjukan wajah marah. Kenapa dia begitu peduli?.

"Tidak masalah! Aku bisa memulihkan..."

"Jangan bercanda! Walaupun kau bisa melakukan regenerasi super itu menggunakan sihir, saat tubuhmu hancur, bahkan sihir otomatis pun tidak akan bisa digunakan!"

"Aku bilang tidak apa! Percayalah padaku!"

Harry lalu menarik kerahku dan berkata dengan nada marah, "Itu sama saja aku yang membunuh..."

"Memangnya yang kau lakukan padaku tadi, bukanlah untuk membunuhku?"

"Itu..."

"Lakukan! Kumohon!"

"Kau yang bilang!" Harry melepaskan cengkramannya dengan kasar, lalu mundur beberapa langkah. Lalu dia menunjukan telapak tangan kirinya, dan merapal, "Sihir ledakan! Bom waktu!"

Lalu seluruh tubuhku di selimuti oleh lingkaran sihir merah berdiameter sekitar satu meter. Ada lebih dari sepuluh.

Lalu menghilang.

"Itu adalah bom waktu. Itu akan meledak dalam beberapa menit. Lakukan atau gagal!"

Aku mengangguk, "Iya... sekarang atau tidak sama sekali!"

Harry sekali lagi melihat raja kecoa itu, lalu dia merapal, "Sihir tumbuhan! Tumbuhan pengikat!" Dan tumbuhan rambat itu mengikat tubuh raja kecoa itu sekali lagi.

"Ini lagi? Setelah kalian berdiskusi selama itu?"

"Haha..."

Aku langsung melompat ke udara sejauh lima meter, lalu menendang udara dan terbang sampai aku ada di atas raja kecoa ini.

"Angin! Lapisi pedangku!" Angin langsung melapisi pedangku, dan racun yang di buat Shely menghilang.

Sekali lagi aku menendang udara dan turun kebawah dengan kecepatan tinggi.

"Tebasan pedangmu tidak akan membunuhku!" Raja kecoa itu memberontak.

Setelah sampai pada jarak serangku, aku menebaskan pedangku dan membuat luka tebasan yang cukup untuk aku masuki. Setelah luka terbuka, aku langsung masuk kedalam.

"Bodoh! Dia masuk dalam tubuhku! Seluruh bakteri dan cacing dalam tubuhku akan menghancurkannya!"

"Benarkah begitu?" Teriakku dari dalam.

Gelap.