Chereads / Hidup Lagi Di Dunia Pararel Yang Penuh Fantasi / Chapter 73 - 72 : Mayat Memang Tidak Bisa Bicara

Chapter 73 - 72 : Mayat Memang Tidak Bisa Bicara

Sebelumnya : Lucy berlari menuju pintu bawah tanah kota Laksana bersama dengan tiga anak kecil itu. Dua laki-laki dan satu perempuan.

Sampai di depan pintu bawah tanah, orang-orang berdesakan dan tidak segera masuk, karena ketua pedagang kota menghalangi jalan masuknya.

Lucy terlihat agak marah dan datang menyela.

■■■

"Barang dagangan, makanan, dan minuman, mungkin masih bisa di dapatkan kembali, tapi nyawa seseorang, tidak bisa di dapatkan kembali, bahkan dengan sihir tingkat tinggi sekalipun."

"SIAPA YANG BICARA? MAJU SINI!" Bentak ketua pedagang itu dengan muka kesal.

Dari tengah lautan Manusia itu, Lucy berjalan tanpa hambatan sedikit pun. Orang-orang yang ada di sekitar Lucy langsung memberinya jalan.

"Kau... gadis manis yang menyebalkan." Kata ketua pedagang itu. "Kata-katamu memang terdengar menghinaku, tapi aku maafkan, kalau kau mau jadi gadisku malam nanti." Lalu dia tersenyum mesum.

Ketiga pengawalnya juga ikut tersenyum, dan salah satu pengawal berkata, "Kalau begitu, ronde duanya, kami yang mulai."

"Hahaha..." Mereka semua tertawa merendahkan Lucy.

Lucy hanya tersenyum mendengar itu, "Baiklah! Aku bersedia, asalkan kau masih bisa hidup setelah pedang ini memotong lehermu!"

Mendengar itu, wajah ketua pedagang terlihat ketakutan dan berkata dengan marah, "BUNUH GADIS TIDAK TAU DI UNTUNG ITU!!!"

"Baik." Ketiga pengawal itu langsung menyerang Lucy.

Serangan pengawal dari kanan, sebuah pukulan tangan kanan.

Lucy menunduk untuk menghindari itu, lalu melemparkan pedang berantainya ke bawah diantara kedua kaki orang itu, dan mengambilnya lagi.

Tendangan pengawal yang kedua mengarah pada wajah Lucy.

Lucy hanya bergeser ke kanan beberapa centi, lalu mengikat kaki kanan pengawal itu dengan rantainya.

Serangan pukulan datang lagi dari pengawal yang ketiga.

Kali ini Lucy tidak menghindarinya. Lucy hanya menarik rantainya dengan kencang.

Pengawal pertama yang menyerang terjatuh karena selangkangannya terbentur rantai "Aww!"

Pengawal yang kedua tidak terjatuh, tapi rantai yang mengikat kakinya, memaksa dia untuk menendang wajah temannya yang tadi hampir menyerang Lucy.

Akhirnya, rantai Lucy kembali, dan ketiga pengawal itu terjatuh.

Setelah itu, Lucy langsung mengarahkan mata pedang pendeknya ke arah ketua pedagang itu, "Singkirkan barang bawa'anmu dan biarkan yang lain masuk!"

Ketua pedagang itu ketakutan, keringat mengalir cukup deras, tapi dia tetap mencoba untuk tersenyum, "Woi gadis sialan! Aku ini Master serikat pedagang di kota ini. Raja sangat membutuhkanku untuk menyuplai makanan dan lainnya. Kalau kau menyerah, aku tidak akan memberitau tindakanmu pada Raja, tapi kalau tidak, kau tau apa yang akan terjadi."

Lucy masih saja tersenyum manis, lalu berkata dengan bisikan yang mengerikan, "Begini saja, bagaimana kalau aku memotong lehermu, lalu aku berikan pada kecoa lapar itu, dan aku yakin Raja tidak akan tau kalau kau mati karena aku yang bunuh. Lagian... mayat kan gak bisa ngomong."

Wajah master serikat pedagang itu langsung pucat, "Ka-Kalian..." Dia berkata pada tiga pengawalnya yang siap menyerang Lucy. "...singkirkan barang-barangnya!"

"Ba-Baiklah." Ketiga pengawal itu berkata dengan ragu.

"Makasih." Kata Lucy dengan senyuman.

Akhirnya semua orang bisa masuk. Nyawa banyak orang terselamatkan karena tindakan berani Lucy.

Shely yang melihat itu, langsung berlari ke arah Lucy sambil memperlihatkan telapak tangannya, "Tos dulu!"

Lucy menanggapi itu.

"Kau memang berani. Gimana kalau Raja tau?" Tanya Shely dengan tampang pucat.

Lucy menggeleng lemah, "Raja pasti juga berpikiran sama denganku. Lagian, lahan untuk menanam gandum dan padi masih luas dan tidak rusak, para kecoa juga tidak menghancurkan bangunan."

"Kau benar. Harusnya tadi aku saja yang maju." Kata Shely sambil bercanda.