Sebelumnya : Pertarungan antara Lucy dan Gadis buta itu di tunda karena adanya quest darurat.
Haru dan Shely sedang bertarung dengan kecoa raksasa.
Shely menempelkan lingkaran sihir racun pada pedang Haru, sehingga pedang Haru jadi sebuah pedang beracun.
■■■
Setelah pedangku berubah menjadi pedang mematikan ini, aku tersenyum senang, walau aku tahu pedang keren ini hanya bertahan selama Shely masih mengaktifkan sihirnya.
Aku langsung melompat ke arah kecoa raksasa itu dan menusuknya dari atas. Mata pedangku menembus kulit lehernya dan racun masuk secara perlahan.
Kecoa raksasa ini mulai meringkik dan akhirnya jatuh.
"Ini hebat." Kataku. Lalu aku melihat Shely yang melihat ke dalam arena, "Aku tau aku sudah membunuh makhluk ini, tapi kau..."
"Kenapa dengan mereka?" Tiba-tiba Shely menanyakan itu tanpa melihat padaku.
Apanya?.
Aku juga sekarang melihat ke arena. Disana, Lucy dan Gadis buta tidak bergerak sama sekali. Mereka hanya saling menatap satu sama lain.
"Apa? Apa mereka masih mau bertarung?" Aku melompat ke dalam arena setelah mengatakan itu dan berjalan kearah Lucy. "Lucy! Ada apa? Apa kau masih mau bertarung dengan gadis itu?"
satu, dua langkah, aku akhirnya sampai di samping kiri Lucy.
"Kakak. Kau disini?" Tanya gadis buta itu.
"Ha? Yah... memangnya kenapa?" Tanyaku lagi. Mungkin dia tahu aku dari suaraku.
"Sebenarnya aku tidak mau kau melihat ini, tapi kau memang harus mati, kak Haru!" Suaranya terdengar mengerikan di akhir itu. Bahkan aku tidak mau percaya kalau itu adalah suaranya.
"A-Apa?" Lucy mundur beberapa langkah mendengar suara mengerikan itu.
"Hey... kau tidak apa? Apa yang baru saja kau katakan?" Tanyaku pada gadis buta itu.
"Kau masih percaya aku adalah gadis buta waktu itu? Dasar Manusia naif!"
"Jadi... kemana gadis itu? Dan siapa kau?"
"Aku adalah dia, dia adalah aku."
Aku menunduk dan berkata dengan pelan, "Jadi... kau itu... apa?"
"Aku adalah Iblis yang akan membunuhmu!"
Setelah dia mengatakan itu, kulit gadis buta terkelupas dari atas kepala sampai kaki, sobek seperti hal nya baju yang dipakai. Darahnya menyembur kemana-mana, lendir berwarna putih bercampur dengan darah berwarna merah itu, dan sesuatu muncul dari robekan tubuh gadis mungil manis itu. Sesuatu yang pastinya mengerikan, seekor kecoa yang bahkan lebih besar dari kecoa yang barusan aku bunuh. Kecoa ini memiliki sayap dan tanduk seperti kumbang di depan mulutnya yang terlihat seperti taring bergerigi, dan di samping taring bergerigi itu, ada semacam tentakel berwarna merah menjijikan. Aku harap itu bukan tentakel mesum atau semacamnya.
Lucy hanya menatap kosong pada monster kecoa itu, atau aku bisa mengatakan, makhluk itu adalah raja kecoa.
"Apa kau terkejut, Kak Haru?"
"Berhentilah mengatakan hal itu! Karena kau dan gadis buta manis itu, berbeda!" Kataku dengan kesal.
"Bodoh! Iblis bisa berubah menjadi apapun yang mereka mau."
"Entahlah! Tapi aku ingin bertanya hal ini padamu. Kenapa Iblis sepertimu yang bisa berubah jadi apapun malah memilih menjadi seekor kecoa? Bukankah lebih baik kau berubah menjadi hal yang lebih mengerikan dan mematikan? Contohnya, serangga peledak?"
"Tuanku menciptakanku dalam bentuk ini! Ini adalah apa yang Tuanku berikan! Tubuh ini adalah tubuh yang tidak terkalahlan!"
"Kalau begitu, bagaimana kalau kita buktikan?"
"Menarik! Maju, Manusia!"
Aku tersenyum sinis mendengar dia mengatakan itu. Sial! Aku takut banget, bangsad!.