Sebelumnya : Pertarungan Lucy melawan gadis buta hampir berlangsung.
Haru berdebat dengan Shely tentang kecoa besar di bahu kiri Shely.
Shely melemparkan kecoa itu ke arah Haru, dan untung saja Haru berhasil menghindari serangan mematikan sekaligus mengerikan itu.
■■■
"Ada apa? Apa kecoa di belakangku sedang melahirkan? Atau malah sedang membesar?" Tanyaku sambil bercanda.
"Umm..." Shely memiringkan kepalanya, "...kalo dua-duanya, apa itu masalah?"
"Yah... aku rasa itu sudah lebih dari masalah."
Aku memutar badanku setelah mendengar apa yang Shely katakan, dan mataku di kejutkan oleh penampakan kecoa raksasa yang sedang melahirkan. Kalau tidak salah, kecoa itu bertelur kan?.
Yah... tapi bukan itu masalahnya, masalahnya adalah saat dia melahirkan, anaknya itu hanya menjadi bayi untuk beberapa detik saja.
"Apa ini yang namanya mengerikan?" Kataku sambil menarik pedang di pinggang kananku.
"Bukan." Jawab Shely. "Lebih ke menjijikan."
"Kau benar."
Whoa! Itu sangat menjijikan. Sebelumnya aku belum pernah melihat seekor pun kecoa sedang melahirkan anak mereka, tetapi sekarang aku tahu, kalau saat itu aku sangatlah beruntung.
"Apa kita harus membunuhnya?" Tanyaku.
"Iya. Ini salah satu dari quest darurat."
"He~ Aku kira hal semacam itu hanya ada di..."
"Kau ini mau bicara atau membunuh makhluk itu?"
Mendengar itu, aku langsung berlari mendekati monster kecoa yang besarnya mungkin lima puluh kali besar kecoa biasa tanpa sayap. Benar! Kecoa yang satu ini adalah kecoa tanpa sayap yang biasanya ada di saluran air atau wastafel.
Jarak kami satu meter, aku langsung menebaskan pedangku dari bawah dan membuat luka terbuka yang cukup besar di bagian kanan kecoa ini.
Kecoa itu menjerit kesakitan, "Kaaaakkk!" Aku baru tahu ternyata suara kecoa itu seperti itu.
Beberapa detik setelah aku menebaskan pedangku dan membuatnya terluka, bau busuk yang menyengat datang menghampiri hidungku.
"Bau sekali!" Kataku mengungkapkan apa yang aku rasakan saat ini.
"Dasar bodoh!" Tiba-tiba Shely mengatakan itu dengan arogan. "Apa kau tidak tau kecoa yang tidak punya sayap dan belang? Kau harus membunuhnya sekaligus. Ah! Hidungku mati rasa!"
"Sial! Aku jadi tidak mau bernapas!"
Tanpa sadar, ternyata para kecoa itu sudah turun ke arena, dan bahkan ada yang sudah mendekati bangku penonton.
Para penonton yang menyadari itu langsung panik dan berlari, sedangkan yang tidak sadar akan hal itu, mereka masih saja menunggu pertarungan antara Lucy dan gadis buta itu.
Sepertinya Master serikat sunrise menyadari itu, karena dia langsung mengatakan sesuatu pada seluruh anggota serikat sunrise yang berdiri di belakangnya. Lalu master menaruh telunjuknya di kerongkongannya dan berkata dengan sangat keras, "Quest darurat diadakan! Pertandingan dihentikan! Para penonton harap berlindung di bawah tanah kota Laksana!"
Aku baru tahu ada ruang bawah tanah di bawah kota ini. Kalau aku tahu lebih awal, aku lebih baik bersembunyi disana dari pada harus mencium aroma menyengat dari serangga yang satu ini.
Tiba-tiba Shely mendekatiku dan berbisik padaku dengan suara yang mengerikan, "Jangan berpikir untuk pergi bersembunyi di bawah tanah kota Laksana!"
"Hiii~" Aku menenangkan diri dan membalasnya, "Ti-Tidak mungkin, aku juga akan bertarung kok."
Setelah Shely mengatakan hal itu, dia langsung berdiri di sampingku dan berkata, "Kemarikan pedangmu!"
"Mau kau apakan?"
"Sudahlah!"
"Baiklah." Aku langsung memberikan pedangku padanya.
Menerima pedangku, Shely langsung merapal sesuatu, "Racun dari empat penjuru dunia! Bersatulah dan jadilah senjataku!" Setelah Shely merapal itu, tangan kirinya terbentuk lingkaran sihir berwarna ungu, dan dia langsung menempelkan lingkaran sihir itu di bagian depan pegangan pedangku.
Lingkaran sihir itu mengeluarkan racun berwarna hijau dan mengalir di mata pedangku.
"Sihir racun?" Tanyaku.
Shely mengangguk, "Iya." Dan menyerahkan pedangku kembali.
Aku mengambilnya, "Apa ini bisa membunuh makhluk itu?"
"Harusnya bisa. Kecoa tidak tahan racun apapun."
"Apapun ya? Dan kau baru saja merapal kalau racun ini datang dari empat penjuru dunia. Aku yakin ini akan membunuhnya dengan cepat."
"Yah... itu cuma rapalan yang aku buat-buat. Asilnya sih, itu cuma racun yang dikembangkan oleh para ahli racun sekitar kota sih."
"He?"