Perjamuan pesta sang Raja
Apa boleh buat, semua harus dimakan
Atau sang Raja akan murka karenanya, cinta
Insulinlah yang harus bekerja
'Diana .... ! How come ? Your blood sugar right now is almost 450. I need you to come into a meeting this afternoon. Why so high ? What will you eat there ?' Michael dengan sangat marah melemparkan alat pengukur gula darah ke meja.
'Michael.. That Thai Tea made my sugar blood raised very quickly.' Diana hanya berani menjawab sambil tertunduk.
'Then don't drink !' Michael sangat marah dan emosi sambil memandang Diana yang mulai menangis menyesal akan keputusannya meminum minuman manis di mejanya.'
'Take your medicine, you must come this afternoon meeting. Only you understand how this deal goes.' Michael dengan marah keluar dari ruangan sambil membanting pintu yang tidak bersalah.
'Yes, Michael.' Diana lirih menjawab Michael.
Tak berapa lama David yang sedang berada di kantor yang sama masuk menemui Diana yang sedang menangis di ruangannya.
'Diana, mengapa menangis ?' tanya David sambil mengusap air mata Diana.
'David, gula darah aku hari ini tinggi sekali.' jawab Diana sambil menangis tersedu-sedu.
'Mengapa Diana ?' tanya David tersebut sambil menggenggam tangan Diana.
'David, kamu tahu rasanya mengingini ?' Diana bercerita seakan seperti bertanya lanjutnya, 'Dua pisau sudah aku taruh di atas nadi leherku. Tapi rasa ingin mengecap minuman manis itu tidak bisa hilang begitu saja dari lidahku. Aku sangat ingin meminumnya David, dan aku tidak sanggup untuk menahan keinginan itu. Rasanya seperti hanya ingin seteguk, dan berhenti. Tapi kenyataannya begitu satu teguk dimulai, teguk yang berikutnya seperti sudah menanti untuk ditelan.'
Diana menarik nafasnya dalam-dalam. 'Ya David, aku menghabiskan seluruh minuman itu pagi ini dan ternyata Michael sedang melakukan pemeriksaan dadakan untuk mengajak aku pergi untuk menemaninya meeting sore ini.'
'Diana ,..... How come ?' David mengusap wajahnya dengan tangan kanannya. Lanjutnya, 'Walaupun bukan karena Michael, kamu sudah membahayakan dirimu sendiri Diana. Gula darah hampir 450 itu akan membuatmu jatuh sakit dan koma, ayolah Diana tahanlah keinginanmu untuk meminum minuman manis itu. Itu sangat berbahaya.'
'Kamu tahu David, ada tikus yang sudah tahu bahwa perangkap keju itu berbahaya tapi tetap memakannya?' Diana menatap David dalam-dalam. 'Itu aku, sudah tahu tidak boleh minum yang mengandung gula tinggi tapi tetap tergoda untuk meminumnya, sebenarnya hanya ingin mengecapnya tapi setelah mengecap rasa manis itu aku tidak mau berhenti sampai tetes teh yang terakhir hingga akhirnya seluruh badanku akan demam dan meriang lalu jatuh sakit.'
'Then, don't!' seru David sambil memandang Diana. Bukankah ada tertulis Diana, 'Bila engkau duduk makan dengan seorang pembesar, perhatikanlah baik-baik apa yang ada di depanmu. Taruhlah sebuah pisau pada lehermu, bila besar nafsumu! Jangan ingin akan makanannya yang lezat, itu adalah hidangan yang menipu.'
'Sudah David, sudah …. Sudah aku taruh pisau itu di leherku. Lihat ini sedikit lagi nadi ini bisa putus tapi mendadak saat tangan kananku memegang pisau, tangan kiriku memegang cangkir teh tersebut. Jadi bagaimana ?' Diana memperlihatkan lehernya yang tergores karena ujung pisau yang tajam yang hampir menggores nadinya.
'Perempuan bodoh …' David hanya tertawa lalu menghampiri Diana dan memberikan obat penurun gula darah yang disimpannya sewaktu-waktu. Ya terpaksa insulin itu disuntikkan ke nadinya mengingat dalam jamuan makan malam itu tidak mungkin Diana untuk tidak makan karena akan menghina tuan rumah yang telah menyediakan makanan. 'Jangan diartikan secara literal, Diana. Hanya tahan keinginanmu akan yang manis-manis oke..' David melanjutkan sambil memukul poni Diana dengan lembut.
'Kamu manis …' Diana yang menangis sudah mulai bisa tersenyum dan bercanda.
'Kalau itu pengecualian my darling. Dadar guling …' David tertawa melihat istrinya sudah bisa tersenyum kembali.