Chereads / Come and eat, Shan-shan by Gu man ( Indonesia) / Chapter 7 - Come and Eat, Shan Shan by Gu Man (chapter 7)

Chapter 7 - Come and Eat, Shan Shan by Gu Man (chapter 7)

Pada hari Senin, dengan penuh semangat Shan Shan berangkat menuju Feng Teng. Senyuman selalu nampak di wajahnya pagi ini. Ia sedang sangat senang.

Rekan kerjanya dengan nada bercanda: " Shan Shan hari ini terlihat bahagia, apakah terjadi sesuatu yang bagus?"

Jika ia bilang bahwa Dia senang karena tidak akan makan hati babi lagi, akankah terdengar bodoh? Shan Shan menggaruk dagunya pelan-pelan dan berkata dengan sangat misterius. " Hal baik akan selalu terjadi kepada siapapun yang bersabar."

Hati babi, ia selalu harus memakan semua itu.

Masih bahagia sampai siang, Shan Shan merapikan meja kerjanya dan berniat pergi dengan rekan-rekannya ke kantin perusahaan untuk makan siang. hahaha, iga bakar Aku merindukanmu.

Setelah meja rapi ia pun berdiri, lalu telpon berbunyi. Shan Shan dengan lihai menjawabnya. itu Ah May dari lantai 22.

Dengan gugup Shan Shan bertanya: " Ah May, Kamu tidak akan membawakan Ku makan siang kan?

Ah May menjawab: " Mulai sekarang, tidak akan lagi."

Shan Shan pun bernafas lega dan dengan penuh terima kasih berkata: " Itu bagus, Aku akan pergi makan siang sekarang. Aku akan mengundang mu makan keluar ketika kau ada waktu. Ah May sering mengantarkan makan siang, jadi Shan Shan cukup akrab dengannya.

"Baiklah, kita bisa pergi belanja Minggu ini, kebetulan Aku butuh membeli beberapa pakaian baru." membicarakan tentang makanan dan belanja membuat Ah May bersemangat. Lalu ia berkata:

"Shan Shan, Presdir menyuruh ku untuk berhenti mengantarkan makan siang untuk mu, tapi Beliau ingin Kau mengambilnya sendiri kesini."

Petir seakan menyambar di langit yang cerah.

Shan Shan bagai tersambar petir, sampai hangus tak bersisa. Setelah beberapa saat diam, Shan Shan menggantungkan harapan terakhirnya: " .... mengambil apa?"

"Makan siang."

"Ah May .... Kau yakin tidak salah dengar?"

"Tidak." dengan yakin Ah May menjawab.

" ..... "

Shan Shan menghela nafas dalam-dalam. Belum cukup, Ia pun menghela nafas beberapa kali. Dengan penuh keberanian ia berkata: "Ah May, bisakah Kau menyambungkan Ku dengan Presdir?"

"Baiklah, tunggu sebentar, biarkan Aku mengeceknya terlebih dahulu." Setelah beberapa saat Ah May berkata: " Aku sudah menyambungkan mu."

Rekaman nada tunggu perusahaan terdengar. Shan Shan meremas telpon. Walaupun ia sudah dua kali bertemu, ini pertama kalinya ia berbicara padanya di perusahaan, sangat menegangkan.

Setelah satu menit, di ujung lain menjawab telpon. Suara Feng Teng yang dalam terdengar: " Hello."

"Presdir, Saya .... Saya Xue Shan Shan."

"hmm, ada apa?"

Shan Shan samar-samar mendengar suara kertas bergesekan. Mengira Dia sedang bekerja di kantornya jadi ia segera menceritakan dengan singkat: " Presdir, tentang makan siang, Nona Feng bilang ..."

"Masalah Makan siang." Feng Teng menyela. "Nona Xue, Aku kira Aku sudah menyuruh sekertaris ku untuk berhenti mengantarkanmu makan siang."

Yes, yes. Shan Shan langsung gembira. Big Bos akhirnya mendapat pencerahan, Dia tidak akan memberinya makanan lagi, ah ....

"Mulai sekarang, Kau harus mengambilnya kesini."

Tanpa menunggu jawaban, Presdir langsung menutup telponnya.

____

Di ujung telpon yang lain, di departemen keuangan lantai bawah, Xue Shan Shan kaku menjadi patung dengan telpon di tangannya.

Rekan kerja mendorongnya: " Xue Shan Shan, bukankah Kau bilang akan makan siang bersama kami? Kamu pergi apa tidak? "

"Kalian duluan saja " Shan Shan menaruh telponnya sambil tersenyum pada rekannya dengan tatapan kosong.

"Kau tidak pergi? lalu Kau akan makan dimana?"

"Lantai 22 "

Shan Shan bagaikan robot keluar departemen keuangan. Meninggalkan rekan - rekannya yang saling menatap satu sama lain. Satu rekannya pun berkata dengan nada iri: " Tidak heran Dia sangat senang sepanjang pagi. Dia telah naik jabatan dari simpanan menjadi ratu."

_____

Ketika masuk lift dan menekan tombol lantai 22, Shan Shan menyemangati dirinya. Lupakan, lupakan, ia hanya akan mengambil makan siang. Nona Feng pasti lupa untuk memberitahu koki, jadi lebih baik ia menelpon dan mengingatkan Nona Feng. Tapi bagaimana caranya? aah, meminta nomor telepon pada Big Bos?

Di lantai 22, setelah keluar lift Shan Shan langsung terkagum-kagum. Tempat ini memang pantas untuk Big Bos. Kemegahannya sungguh berbeda dengan lantai bawah.

Selagi ia mencari Ah May, asisten senior Fang tersenyum dan menghampiri: " Nona Xue, Presdir menyuruh Anda untuk ke kantornya."

"Aah, bukankah seharusnya Aku mencari Ah May?"

"Ah May pasti sudah pergi makan siang ke kantin. Cepat masuk ke dalam jangan membuat Presdir menunggu. "

"Ooh, tidak." ekspresinya hancur. Big Bos sangat sibuk, kenapa harus repot-repot memperhatikan makam siang bawahan?

Entah karena alasan apa, asisten Fang pergi makan siang dengan gembira. Shan Shan menuju ke ruang kantor Big Bos, dengan ragu-ragu mengangkat tangan untuk mengetuk pintu.

"Silahkan masuk."

Mendorong pintu kayu yang berat, Shan Shan mengintip untuk melihat kedalam diluar kebiasaannya.

Ruangan pribadi Big Bos lebih besar dari apa yang ia bayangkan. Dengan pencahayaan yang terang, sederhana tapi tetap mempunyai keberadaan yang penting. Big Bos berada di sudut jauh ruang kantor. Duduk di belakang meja besar sambil menunduk memeriksa laporan.

Feng Teng bekerja sangat serius. Cahaya matahari menyinari tubuhnya membuatnya terlihat lebih muda. Shan Shan tidak bisa dipungkiri menatapnya kagum.

Mata Feng Teng masih tertuju pada laporan. "Jangan hanya berdiri di sana, kemari."

"Oh " Shan Shan pun terpaku. Dia menyadari bahwa ketampanan Big Bos membuatnya bingung dan berkeringat dingin. Tentu saja, hewan buas biasanya terlihat dengan cara tertentu. Big Bos merupakan salah satu contohnya.

Setelah berbalik menutup pintu, Shan Shan menghampiri meja Feng Teng. Feng Teng masih masih memeriksa laporan. "Tunggu sebentar"

Shan Shan mengangguk, khawatir mengganggu ia berdiri diam menunggunya selesai.

Setelah beberapa saat, Feng Teng menandatangi namanya di lembar terakhir dan menutup laporan.

Melirik kearah Shan Shan, Feng Teng memberi isyarat dengan dagunya kearah meja di area tamu disebelah kanan.

"Makan siang ada di sana."

Shan Shan melihat kearah yang ditunjuk, seketika rahangnya hampir jatuh terbuka.

Astaga, Nona Feng menjadi semakin berlebihan. Sebelumnya makan siang disimpan di tempat kemasan makanan, sekarang disimpan di kotak bambu bertingkat tiga.

Dan yang mengherankan, di sana ada dua kotak.

Apakah Nona Feng berpikir bahwa ia memiliki perut karung? = =

Shan Shan sangat terkejut, ia pun bergumam: " Dua kotak makan siang... Presdir, Saya tidak bisa makan sebanyak itu."

Feng Teng batuk kecil : "Yang satu punyaku."

Shan Shan merasa semakin takut, bagaimana mungkin ia diperlakukan sama seperti Presdir .... mungkinkah.... di kotak makan Presdir juga ada hati babi? = _ =

Shan Shan dengan gelisah bertanya: " Presdir, Saya ... Saya tidak bisa terus makan ini. Saya sudah memberi tahu Nona Feng bahwa tidak perlu mengirimkanku makan siang. Dia mungkin lupa bilang pada koki. Darah yang Saya donor sudah terisi kembali, Anda bisa lihat wajah Saya sekarang sangat merah."

Hampir sama merahnya seperti hati.

Feng Teng menatap wajahnya, dan dapat terlihat dari sorot matanya Dia menertawakannya. Tiba-tiba wajahnya berubah dingin dan dengan biasa berkata:

"Aku tidak peduli apa yang ia lakukan, Kau bilang saja sendiri."

"Uh, Presdir, dapatkah Anda memberitahu bagaimana cara menghubunginya?"

"Dia terbang ke Eropa kemarin." Feng Teng berkata dengan dinginnya. "Dia akan kembali dalam waktu sebulan."

"Nona Xue, Kau tidak perlu merasa berterima kasih." Feng Teng berkata dengan tegas.

"Saya tidak merasa berterimakasih ....." Shan Shan ingin menangis.

Dengan pandangan bertanya-tanya Feng Teng menatapnya: "Nona Xue, apa Kau malu memakan makanan gratis?"

"Ah, Presdir benar. Saya merasa sangat malu." Shan Shan mengangguk.

"Sungguh?" Feng Teng tiba-tiba terdiam. Shan Shan dengan gugup melihat kearahnya. Hampir meneriakan dengan keras pada Big Bos untuk sedikit menampakkan belas kasihan.

"Kalau begitu " Feng Teng berpikir sesaat. Lalu mengambil keputusan, alis matanya relaks. "Kamu bisa melakukan sesuatu untuk mendapat makan siang."

" .... Apa yang bisa Saya lakukan?"

"Bawa kotak makan siang itu kemari." Feng Teng memerintah. Shan Shan membawa kotak makan siangnya mendekat.

"Buka yang ini!"

Shan Shan membuka salah satu kotak makan siang.

Feng Teng melirik pada makanannya dan kemudian berkata: "Uh, Kau bisa membuang wortel di masakan ini dan paprika hijau di hidangan lain."

Melihat ekspresi Shan Shan yang bingung, suasana hati Feng Teng yang sedang senang bertambah:

"Lakukan dengan hati-hati, sama seperti hari dimana kau menyisihkan seledri."