Tang Wulin sangat senang, bahkan ia hampir melompat-lompat di jalan.
Tiga tahun, sudah tiga tahun penuh. Setiap hari ia bekerja keras dalam menempa, ia memalu setiap logam, bukankah untuk mengumpulkan uang demi membeli Jelmaan Jiwa?
Meskipun bulan lalu tabungannya sudah cukup, tetapi ia bisa menabung cukup banyak bulan ini. Namun, ketika dia benar-benar sudah mendapatkan uang ini, ia masih merasa gembira sampai ingin teriak.
Bagi golongan orang kaya tiga puluh ribu mata uang federal tidaklah seberapa, tetapi, untuk seorang anak yang baru berumur sembilan tahun ini,
Akhirnya sekarang ia berhasil, rasa pencapaian, rasa kegembiraan itu, rasa itu tidak bisa ia ungkapkan dengan kata-kata.
Energi jiwa akan mencapai hambatan, ia juga sudah bisa membeli Jelmaan Jiwa. Akhir-akhir ini ia sering menghitung. Terkumpul, sebelum energi jiwanya akan menembus batas, juga sebelum kelulusan. Ini berarti bahwa akhirnya ia akan segera menjadi seorang ahli jiwa.
Meskipun Tang Wulin sudah menyukai menempa, tetapi tidak berarti kalau ia bersedia menganggap penempaan itu sebagai karirnya, keinginannya ia adalah menjadi seorang ahli jiwa, sebelumnya ia berharap bisa menjadi seorang ahli mesin.
Semua anak laki-laki memiliki keinginan seperti ini, tetapi, yang benar-benar bisa untuk mewujudkan mimpi seperti ini Semua anak laki-laki memiliki keinginan seperti ini, tetapi, berapa orang yang benar-benar bisa bekerja keras untuk mimpi ini?
Dalam tiga tahun terakhir, ia selalu mengingat tiga kata ini di hatinya "Ketekunan mengalahkan kebodohan", dan ia juga selalu menjalankannya.
Sekarang, akhirnya melihat cahaya fajar.
"Ayah, Ibu, uang tabunganku sudah cukup, uang tabunganku sudah cukup." Tang Wulin dengan bergegas masuk ke rumah, ia berteriak dengan penuh bahagia.
Na'er sedang duduk di ruang tamu, ia sedang memakan permen lolipop yang dibelikan oleh Tang Wulin.
"Kak, apakah kamu sudah memiliki cukup uang untuk membeli Jelmaan Jiwa?" Ia sangat paham dengan kegembiraan Tang Wulin.
"Iya, sudah cukup. Sudah 30.000." Tang Wulin dengan cepat mengeluarkan uangnya dari tangannya dan menaruhnya di atas meja, kemudian ia juga berlari dengan cepat masuk ke kamarnya, lalu ia mengeluarkan sebuah kotak besi dari bawah tempat tidurnya.kemudian berlari lagi kembali ke ruang tamu, dan menumpahkan semua uang yang ada di dalam kotak tersebut.
"Seratus, dua ratus, dua ratus dua puluh…"
"29.600, 29700….., 30000, 30200. Dan masih banyak dua ratus. Na'er, ini untukmu seratus, belilah makanan yang enak."
Melihat tumpukan besar mata uang federal di depannya, wajah mungil Tang Wulin yang gembira itu tampak memerah.
Langyue telah kembali dari kantor, mendengar teriakkan anaknya dari dapur, Tang Ziran baru saja kembali dan memasuki pintu. Ia mendengar sorak-sorai putranya, mereka melihat uang di atas meja itu, mata kedua suami isteri itu memerah.
Anak ini, benar-benar tekun. Ketika teman-teman sebayanya masih senang bermain, ia sudah mulai menghasilkan uang sendiri.
Langyue berjalan ke samping suaminya, kemudian ia memukul pundak suaminya dengan keras, tanda agar suaminya tidak melangkah lebih jauh, ia tidak ingin anak-anak melihat mereka menangis begini.
"Aku tahu kau bisa melakukannya, Anak, kamu itu yang terbaik." Tang Ziran menepuk-nepuk punggung istrinya, mereka mendekati sisi Tang Wulin dengan tersenyum, memegang bahunya, dan mereka mengangkat ibu jarinya tanpa ragu.
"Ayah, ketika aku mencapai tingkat sepuluh, aku sudah bisa membeli Jelmaan Jiwa, iya kan?" kata Tang Wulin dengan senang.
"Iya. ketika waktunya tiba, ayah akan menemanimu, kita sekeluarga semuanya pergi. Nak, kau akan segera menjadi ahli jiwa, ayah bangga padamu."
Ia benar-benar senang, ketika Tang Wulin bermeditasi malam untuk waktu yang lama dan bahkan ia tidak bisa duduk bermeditasi lagi.
Na'er sudah terlelap, cahaya bulan dan bintang di luar jendela bersinar sangat cerah, dan esok hari akan menjadi hari yang cerah.
Tang Wulin diam diam turun dari tempat tidur, kegembiraan di hatinya terlalu kuat, ia benar-benar tidak bisa tidur. Ia menyelimuti Na'er, menutupi tubuh mungilnya, gaya tidurnya selalu berantakan.
Ibu berkata, tahun depan setelah umurnya sudah sepuluh tahun, ia sudah tidak bisa lagi tinggal satu kamar dengan Na'er, ketika saatnya tiba, kamarnya akan ia berikan kepada Na'er, dan ia sendiri akan tidur di ruang tamu, tapi mengapa?
Ketika memikirkan hal ini, Tang Wulin merasa sedikit tidak nyaman, ia masih senang melihat Na'er setiap hari.
Ia membuka pintu dengan hati-hati, Tang Wulin berjalan keluar dengan langkah dan tangan yang pelan, ia ingin keluar agar hatinya merasa tenang, lalu ia kembali bermeditasi.
Ia membuka dan menutup pintu tanpa mengeluarkan suara apapun, ia berjalan keluar dengan pelan-pelan.
Cahaya bulan yang terang meluncur ke dalam ruangan, dan cahaya itu jatuh ke tubuh Na'er, bulan malam ini, khususnya cahaya terangnya, memantulkan cahaya berwarna perak dari rambut Na'er.
Dalam cahaya rembulan, tiba-tiba, cahaya samar-samar muncul secara diam-diam dari tubuh Na'er, kuning, hijau, merah, biru, ungu, emas, perak, tujuh warna ini berkedip secara bergantian.
Jika Tang Wulin masih berada di dalam kamar, ia pasti dapat melihat pemandangan yang luar biasa ini.
Tubuh Na'er sedikit bergemetar, setelah ketujuh warna itu berkedip sekejap, dari dahinya mulai berintegrasi, setelah waktu yang lama, tubuhnya kembali tenang.
Cahaya bulan masih terang, cahaya yang lembut di tubuhnya telah menghilang, tubuh mungilnya tampak sedikit lebih besar, sepertinya perkembangan yang dalam tiga tahun ini tidak bertambah tingginya, dan malam itu terdapat penerobosan.
Gemetarannya itu menghilang, napasnya kembali teratur, tetapi tidak tahu sejak kapan alisnya menyambung, sepertinya ia sedang bermimpi buruk.
Udara di malam hari itu sangat menyegarkan, ada sebuah taman bunga kecil di daerah tempat Tang Wulin tinggal, ketika hari libur sekolah, ia sering mengajak Na'er kesana.
Ketika memasuki taman, tampaknya ada kekuatan dalam kegelapan yang membawanya ke sebuah halaman rumput biru perak, ia menghirup udara segar dari harumnya tanaman, dan muncul senyum puas di wajahnya.
Semua itu benar-benar ada di alam bawah sadar, dan ia duduk berlutut.
Ada suara samar burung, udara sedikit dingin, cahaya samar bulan jatuh di tubuhnya, dan membuat debaran di hatinya menjadi tenang, kemudian, ia secara perlahan-lahan masuk ke kondisi bermeditasi.