guru sulfy terdiam seketika suasananya hening.
dengan perasaan kesal aku berkata"' walaupun begitu,aku lebih ingin berbicara denganmu lebih terbuka padaku!, aku mungkin tidak terlalu membantu tapi paling tidak aku bisa mendengarmu dan meringankan bebanmu dengan bicara padaku...kamu tidak perlu mengatakan hal yang tidak ingin kau katakan, bagaimanapun juga tidak baik menyimpan kesulitan untukmu sendiri...aku tidak ingin usiil saat ini,aku benar-benar perduli padamu guru"'.
aku mengatakan itu dalam keadaan sedikit emosi.
dia tersenyum dan berkata"TERIMAKASI, kamu baik andi kamu memang baik andi, tapi orang dewasa punya permasalahannya sendiri".
tersentak aku mendengar perkataannya seolah aku diremehkan seperti anak kecil.
sulfy"hahaha..aku bertanya-tanya sudah berapa tahun aku mendengar kata-kata ramah begitu, aku yakin siapapun yang jadi pacarmu nanti, pasti jadi wanita paling bahagia aku sangat irii".
andika"' jangan memperlakukan aku seperti anak kecil, kenapa memangnya dengan permasalahan orang dewasa?!, aku bukan anak kecil lagi apa bedanya kamu denganku guru?!...pertama kali aku bertemu denganmu disini 2 tahun yang lalu, aku berpikir ah, guru juga orang biasa sepertiku di waktu yang sama aku ingin membantumu walaupun sedikit, jadi ketika kamu bilang 'tidak apa-apa' dengan ekspresi wajahmu yang seperti itu,jujur saja itu sangat menyakitiku!...aku mungkin terlihat tidak bisa di andalkan bagimu, tapi aku beda dengan yang lainnya sungguh sungguh,karena karena, guru aku men...."'.
kriiing kriiing kriiing,aku terhenti mendengar suara telfon guru berdering akupun menundukkan kepalaku dalam keadaan kesal.
dia melihat telfonnya dan berkata padaku dengan wajah melas" aku, aku tidak tahan meninggalkanmu sendiri karena kamu terlihat lemah..bukan, bukan itu sama sekali".
guru pun meninggalkanku sendirian di atap sekolah dan bellpun berbunyi.
di kelas aku tidak konsen belajar begini ya ahirnya, aku kehilangan keperjakaanku dengan hasrat maendadak,mengira itu yang aku butuhkan untuk menyerah pada cintaku terhadap guru sulfy, mungkin karena aku ingin menjadi dewasa di waktu yang sama, tapi melakukan itu tidak mengubah diriku ini,aku tetaplah di anggap anak kecil.
andika"' assalamu alaikum ayah"'
ayah menjawab"waalaikum salam kamu sudah pulang kukira masih agak lama".
aku pun melihat ayah diruang tamu yang sedang memegang telfon.
aku berkata"'ayah telfonan lagi? bukannya ayah ingin hemat tapi kalau telfonan terus akan memakan biaya pulsa terus,kenapa ayah tidak belajar menahan diri sih"'.
"oh iya ya" jawab ayah keadaan grogi.
akupun pergi ke kamarku dan tidur dikasur merenungkan kejadian tadi siang, seketika ayah membuka pintu kamarku dan tanpa sengaja aku melempari ayah dengan bantal dan berkata'"biarkan aku istirahat ayah"'.
bam suara bantal mengenai pintu.
ayah berkata" andi apa kamu mau memberontak ?".
aku menjawab'"ahh maaf,ngomong-ngomong memberontak melawan ayah tidak akan menghilangkan rasa gelisahku sama sekali, dan ya ada apa ayah kemari?"'.
ayah berkata" ahem sebenarnya aku mencari waktu yang tepat untuk mengatakannya padamu,sebenarnya aku mau menikah lagi".
aku pun ingat bahwa sudah 10 tahun sejak ibu meninggal aku dan ayah hanya hidup berdua saja sekarang.
namun aku tidak menyangka ayah akan menikah lagi berarti yang slalu terfonan stiap hari itu prempuan yang ayah incar.
dan aku berkata"'itu diluar dugaan tapi semoga ayah beruntung,ibu sudah meninggal 10 tahun yang lalu aku kira hal semacam ini akan terjadi, lakukanlah apa yang ayah mau aku slalu mendukung ayah kok"'.
ayah berkata"okey, oh ya kamu tahu sekarang dia akan datang kesini bersama anaknya untuk menyapa kita,bagaimana kalau kamu bersiap-siap".
aku terkejut bahwa ayah sudah mengundangnya kesini.
tinnung tinnung tinnung suara bell rumah.
seketika ayah menarikku keluar.
aku berkata'"tunggu dulu ayah aku ingin ganti baju dulu'".
dan ayah langsung membuka pintu sambil berkata"selamat datang".
ternyata dia sesosok wanita cantik berambut pendek, dia berkata"ya makasih sudah mengundangku kali ini".
dia tampak ramah pikirku tapiii.
bersambung.. ..