Angin berhembus membelai rambutku yang terurai sambil merasakan hangatnya udara di taman sekolah, pada saat istirahat seperti ini. semua perlakuan ibu ku terhadap diriku yang masih ku anggap tidak adil, masih terbayang dalam benakku. tanpa terasa, setitik air mata jatuh, dan membasahi pipiku. Isak tangis mulai terdengar pelan, dan kemudian menghilang.
" Strong Princess, aku tahu jika kau kuat dengan semua ini " sebuah kalimat bisikan nan menenangkan hati, terngiang ngiang di telingaku. ku pejamkan mata dan menengadah kan kepala ku ke atas langit, berharap semua beban ini hilang, dan semua keadaan menjadi normal kembali. entah siapa yang membisikkan kalimat indah tadi, sudah lah, aku berharap itu hanyalah halusinasi belaka karena sedang kacau.
" Ayolah Jihan sayang, berhenti menangis, aku yakin kau tidak akan terlihat baik saat menangis " kalimat indah itu muncul lagi. aku memang tidak terlalu memikirkan kalimat itu, yang aku tahu.. aku sangat ingin bercerita pada seseorang karena diriku sangat kacau, tapi sudah lah.
" Hey! Jihan? " panggil seorang anak laki laki, sebaya ku pastinya.
" Arka? ngapain disini? " tanyaku sambil mengusap air mataku yang masih tersisa.
" Lo sendiri ngapain nangis? terus sendiri, main ayunan? " tanya Arka yang nampaknya penasaran dengan apa yang ku lakukan disini. Arka memang baik, dia juga tampan, tak jarang banyak anak perempuan menyukainya, namun Arka sepertinya tidak menghiraukan anak anak perempuan itu.
" Heh! malah bengong, gini deh ya, mendingan Lo cerita sama gue.. Lo knp sih? " tanya Arka lagi.
" gue nggak apa apa ko, gue enak aja sendiri disini gitu Lo, refreshing otak gue kan, capek gue kalo di kelas terus " kata ku agar Arka tidak tahu lebih jauh lagi.
" heh, gue tuh kenal Lo dari kecil, dari Lo masih merah juga gue udah kenal Lo! jadi jangan coba coba bohong dari gue, dasar monyet " ledek Arka kemudian, iya.. Arka memang teman masa kecil ku, aku sebenarnya nyaman sekali saat didekat Arka, namun.. aku tak ingin memiliki perasaan lebih kepada Arka, karna aku tau.. Jika aku menaruh perasaan, aku akan sakit hati jika saja Arka tak membalas nya.
" nggak monyet, udah sanaaaaaaa " ucapku sambil mendorong punggung Arka dengan pelan untuk mengisyaratkan Arka, bahwa aku ingin SENDIRI.
*****************BATAS CECAN****************
" sampe juga akhirnya gue, cape bat hari ini astaga " keluh ku sambil merebahkan diri di kasur nan empuk. tak sengaja, diriku menangkap sebuah cahaya dari dalam tas belanja ibuku yang entah kenapa ada begitu saja dalam kamarku.
" Tas belanja mama? " tanyaku pelan, perlahan tapi pasti, ku raih tas itu dan mencari barang berkilau yang sempat menyita perhatiannya tadi. " Duh, ko gaada ya? mana sih? masa mata gue salah? mana isinya cuma dompet mama doang, ah udah lah bodo, mungkin gue kecapean " ucapku sambil kembali ke tempat tidur dan memejamkan mata dikarenakan lelah.
a few minutes later.....
" YA AMPUN JIHAN! MALAH TIDUR! HEH BANGUN! " seru seorang wanita paruh baya yang tak asing lagi bagiku, IBUKU.
" ada apa sih ma? orang nggak salah apa apa ko dimarahin " kataku karena masih ngantuk.
" kamu itu baru pulang, ganti baju nggak, makan nggak, mandi nggak, langsung tidur aja disini, bangun! mandi sana, anak cewek kok gitu amat! sana cepetaan " marah ibuku yang emang rada rada bawel.
" iya iya " seruku gusar sambil berjalan ke kamar mandi kemudian mandi dengan cepat, agar bisa kembali tidur.
a five minutes later...
" udahan mandinya? " tanya ibuku saat aku keluar dari kamar mandi.
" iya ma, udah deh Jihan mau tidur, Jihan capek "
seruku sambil meninggalkan ibuku yang dari tadi berdiri di dapur dekat kamar mandi.
" bener bener ni anak " seru ibuku sambil geleng geleng kepala.
saat aku sampai ke kamar tidurku, aku kembali melihat cahaya itu lagi, namun kini bukan dari tas belanja ibuku, namun cahaya itu kini berada di antara buku buku pelajaran ku diatas meja, sebenarnya aku sangat malas untuk melihatnya kembali, karena aku berpikir itu hanyalah imajinasi ku saja, mungkin karena kelelahan. cahaya itu sangat menyita perhatian ku, warnanya indah, dan berpendar tepat dihadapan ku, dan arahnya tepat didepan mataku.
" ambil nggak ya? gue males sih kalo ke situ lagi, tapi.. ah udah deh, gue cape " seruku sambil memejamkan mataku kembali.
" Ambil Jihan, sebelum orang lain yang salah, yang mendapatkan nya sebelum kamu sayang " suara indah itu muncul lagi.. ayolah aku sebenarnya agak risih dengan suara indah nan menghipnotis kepala ku ini, tapi sudahlah.
aku berjalan ke arah meja tersebut, dapat ku lihat benda itu masih berpendar indah, mataku tak pernah berhenti melihat dan mengawasi benda yang bercahaya itu, sampai akhirnya benda itu menghentikan pendarnya, dan hilang, lagi..
" kan udah gue bilang Jihan, nggak usah kesini, Lo tuh lagi capek.. " gerutu ku pada diriku sendiri karena menyesal telah mendekati benda aneh itu, karena frustasi, aku langsung tidur dan terlelap sampai malam..
" Jihan, cahaya itu harus kau dapatkan sayang, sebelum orang jahat yang mendapatkan nya " sebuah suara indah itu kembali hadir dan menemani tidurku kali ini.