Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Cinta Pertama: Semanis Coklat Sepahit Kopi

🇮🇩Mrs_NW
--
chs / week
--
NOT RATINGS
14.5k
Views
Synopsis
Ketika cinta itu datang tanpa diduga. Dia masuk merasuki hati begitu cepat tanpa saya sadari hatiku sudah dipenuhi oleh namanya "Dimas" sosok yang tak kuduga masuk ke hatiku diam perlahan tapi mampu memalingkan hati dan pikiranku dari cinta pertamaku Rezky. Kejengkelan dan kebencian yang begitu dalam berubah menjadi cinta. Sifat angkuh dan sombongnya sukses meruntuhkan kokohnya pertahanan hatiku yang tak ingin jatuh cinta lagi. Perhatian yang tertutup sikap konyol yang menyebalkan membuatku berani untuk kembali menata hatiku. Untuk kembali berani mencintai. Iya, dia sosok yang biasa. Walau semua orang bilang dia begitu tampan tapi untukku dia begitu memuakan. Dan memang, jarak antara cinta dan benci itu tipis. Sekarang aku memilihnya. Dimas... Cinta pertamaku memang sepahit kopi. tapi kamu mampu memberikan sedikit coklat manis yang memadukan rasa kopi dan coklat menjadi begitu nikmat.
VIEW MORE

Chapter 1 - Kenalkan Aku

Pagi hari disebuah Universitas negeri satu-satunya di Jakarta. Kumpulan warna hitam putih berbaur dengan warna warni berbagai macam bentuk hiasan dari kepala hingga kaki.

Waktu masih menunjukan pukul 5 pagi, tapi kerumunan mahasiswa mahasiswi baru sudah mulai memasuki pintu gerbang kampus. sebagai Mahasiswi baru saya pun tidak mau terlambat datang dihari pertama masa orientasi mahasiswa baru. walau harus menggunakan berbagai macam hiasan yang sesungguhnya memalukan, tapi semangat menjadi mahasiswa mengalahkan rasa malu dan rasa ngantuk pagi ini.

Ya sekarang saya mahasiswa, bukan anak sekolah beseragam abu-abu lagi. Kata bapak, kalau udah kuliah udah sedikit bebas termasuk urusan pacaran. hehehhe...

Oh sampai lupa saya belum mengenalkan diri, maaf ya terlalu semangat jadi Maba (singkatan Mahasiswa Baru).

Nama saya Farah Oktavia, saya mahasiswa baru jurusan ilmu pendidikan sosial, Fakultas ilmu sosial. Saya bukan tipe cewek-cewek menarik nan cantik lagi sexy jauh amatlah dari kata-kata itu. Tapi eits... bukan berarti saya gak punya banyak penggemar lho ya hehehehe....

Untuk masuk ke kampus ini memang tidak mudah, tapi sejujurnya saya tidak terlalu tertarik masuk kampus negeri, karena saya tipe orang yang takut dengan persaingan takut dengan tantangan dan takut akan kegagalan. masuk kampus ini juga atas permintaan ibu saya yang menginginkan saya jadi guru. kalau bapak lebih demokratis maunya saya apa bapak pasti dukung. Dan kebetulan maunya saya dan bapak satu tujuan terjun ke dunia politik. tapi ya sudahlah, dari pada jadi anak durhaka sama ibu ya ikutin aja apa mau ibu. kenapa memilih jurusan ini? simpel cuma mau cari aman biar gak ketemu mata kuliah matematika. Dari SD udah kena wabah anti matematika jadi bagaimanapun juga saya gak suka dan gak mau ketemu pelajaran ini di bangku kuliah nanti jadilah saya pilih jurusan ini.

setengah hati ikut ujian masuk. udah takut gagal udah mikir pasti gagal. ya gimana tidak saya cuma lulusan SMK swasta yang gak favorit, rasa tidak percaya diri itu akan muncul berkali-kali lipat.

Tapi entah mukzizat atau berkat doa ibu saya lulus. ini keajaiban, dengan ilmu dan kepintaran yang ga seberapa kok saya bisa lolos masuk PTN. Alhamdulillah, senang bercampur haru. satu lagi ketakutan saya, saya takut nanti gak punya teman yang mau nerima keanehan saya yang suka gak jelas kalau ngomong suka sembarangan kalau jalan, terkadang suka lola dan suka jail. Setiap malam sebelum hari pertama orientasi mahasiswa baru saya cuma punya satu doa, semoga Tuhan memberikan saya teman baik seperti teman-teman SMK saya. Daaannn... satu kebaikan Tuhan lagi, ternyata salah satu teman sekelas saya nanti adalah teman SMP saya namanya Anisa dia juga teman sekelas saya dari kelas 1 sampai kelas 3 SMP wah senengnya.

Karena saya punya temen lama jadi gak takut deh nanti di kelas planga plongo diam sendirian, maklum saya tipe orang yang malu membuka pembicaraan dan perkenalan jadi wajar teman saya bisa dihitung pakai jari saking kurang pergaulannya. Dan dihari orientasipun saya udah janjian sama Anisa bertemu di depan gedung fakultas dan janjian untuk tetap selalu berdua kemana-mana sampai lulus nanti harus barengan kecuali ke toilet ya gak wajib barengan.

Anisa itu teman dari SMP walaupun dari kelas 1 kita sekelas tapi kita baru dekat pas kelas 3, karena kita duduk sebangku. Anisa wanita yang mandiri, pintar dan tekun. apa yang dia mau akan dia kejar dan usahakan. Dia juga gak manja dan bergantung pada orang tua, walaupun orang tuanya berkecukupan tapi dia gak suka repotin orang tuanya. keren banget ya, beda sama saya yang apa-apa selalu diurusin orang tua terutama bapak. Iyes, bapak tuh udah kaya bos, manager pribadi, guru spiritual dan merangkap supir hehhee... segitu dekatnya saya dengan bapak sampai gak pernah satu momentpun dalam urusan apapun bapak lewatkan ya gak cuma untuk saya tapi untuk 2 adik saya Fania dan Farrel.

Saya punya dua adik, Fania Meidina Putri dan Farrel Saputra. Fania sekarang duduk dibangku kelas 1 SMA kalau Farrel masih kelas 3 SD. Jauh ya jaraknya tapi tetep sih kita suka berantem dan gak mau ngalah satu sama lain kalau udah rebutin apa aja.

saya tipe cewek pemalu, sering juga jadi malu-maluin. Jangan ditanya malu soal apa? apa aja saya gampang gugup panik dan takut. gak terkecuali soal pacar, karena saya dan adik-adik saya udah dapat ultimatum keras dari ibu dan bapak kalau sebelum selesai SMK dilarang untuk pacaran. terus saya patuh 100% gitu? gak lah namanya juga anak SMA bandel-bandel dikit adalah. pacaran diam-diam, padahal udah diam-diam tetep aja ketahuan. emang ga ahli ya. Bapak sih gak marah sama saya, tapi tiba-tiba cowok itu minta putus katanya dapat ancaman dari bapak kalau jangan coba-coba deketin anak saya sebelum kamu jadi orang sukses. Ya ampun segitunyakan si bapak. Karena pacarannya juga cuma main-main dan coba-coba akhirnya sayapun putus tanpa rasa sedih nyesel dan drama ala-ala anak SMA. setelah kejadian ini saya janji dalam hati saya, gak mau pacaran sama sekali sampai kuliah. Dan janji itu terwujud, sampai bapak pernah ngeledek pas lulus-lulusan SMK "mana pacarnya kok gak datang ucapin selamat udah lulus?" dengan muka ngeledek.

"pacar apa? dari mana coba punya pacar orang punya bapak galak kaya polisi gitu siapa yang berani deketin?" jawab saya sambil manyun ala-ala cewek imut.

Beda saya beda adik saya, Fania udah mulai pacaran dari SMP dong. parah banget emang tuh anak berani lho dia sama bapak. saya mah udah panik duluan. Padahl dia undah ketahuan berkali-kali pacaran tapi tetep gak kapok tuh.

sebenarnya bukan cuma sifat dan keberanian kami aja yang berbeda, secara fisikly saya dan Fania tidak memiliki wajah yang mirip selayaknya adik kakak kandung. Hal ini menyebabkan orang-orang yang baru kenal kita pasti akan bertanya ini adiknya? atau ini kakaknya? kok beda ya? yes, Fania memiliki wajah yang lebih cantik dari saya, tubuh yang ramping, fashionable dan dia penuh percaya diri jadi wajar aja sih kalau temannya di mana-mana.

Dari kami bertiga, hanya Fania yang mengambil wajah bapak. Karena kedua orang tua saya adalah perantau yang berasal dari provinsi di timur Indonesia jadi wajar kalau Fania mengambil bentuk hidung mancung bapak juga lesung pipit dan kulit hitam manisnya juga. Sedangkan saya dan Farrel ikut muka ibu, walaupun ibu juga orang timur tapi dia berkulit putih. kulit putihnya turun ke saya tapi gak turun ke Farrel ya gak apa-apa juga sih Farrel jugakan laki-laki.

oke kenalan segitu dulu ya, kembali lagi ke alur.

Di depan gerbang tinggi bercet warna hijau, saya duduk menanti kedatangan Anisa. Biasanya Anisa selalu datang lebih pagi dari saya kenapa ini tumben kok dia belum nongol-nongol padahal sudah hampi setengah 6. Agak panik sih nunggunya tapi sebagai teman yang baik saya tetep nunggu dengan setia walau sesungguhnya ini bukan karena faktor setia kawan aja tapi karena faktor takut gak ada temennya hehhehe....

Dari kerumunan putih hitam saya melihat Anisa tersenyum manis sambil melambaikan tangannya.

"Wah ternyata lo sekarang berhijab Nis?" tanyaku spontan ketika melihat Nisa mulai mendekat.

"hehehe... iya Far, cita-cita gue pas kuliah pakai hijab alhamdulillah kesampaian" jawab Nisa sambil merapihkan hijabnya.

"hebat ya cita-cita lo. mudah-mudahan gue juga segera tergerak ya hatinya buat berhijab"

"aamiin...." sahut Nisa seraya mengangkat tangan dsn tertawa kecil.

Kamipun berjalan masuk bersama ke dalam kampus.