"Nona Jeslyn, mobil telah di persiapkan. Dan jadwal anda pagi ini adalah rapat bersama Dewan Direksi mengenai Saham yang ada di kota S".
"Baik, kita akan berangkat sekarang!".
------
Mobil melaju membawa seorang wanita muda dengan paras cantik dan elegan yang tengah berada di puncak kejayaan dalam dunia bisnis.
Jeslyn Morgwen, CEO dari Perusahaan Vinnson Corp. Seorang wanita yang terkesan angkuh dan sombong namun memiliki bakat dan kecerdasan dalam mengelola bisnisnya mampu membawa Vinnson Corp Menuju puncak kejayaan. Dimana Perusahaan Vinnson menjadi Perusahaan yang menduduki peringkat ke-3 dalam 1 dekade.
"Luna, apa kau sudah mempersiapkan bahan untuk meeting pagi ini?". Tanya Jeslyn dengan tangan dan tatapan yang masih terfokus pada Laptop yang ada didepannya.
Luna yang mendapat pertanyaan mendadak mencari file yang sudah dia persiapkan untuk Nona Jeslyn. Setiap file dan dokumen yang menumpuk Luna lihat satu persatu, namun file yang diminta Nona Jeslyn tidak ada diantaranya. Sesaat Luna gemetar, dia terdiam cukup lama untuk memikirkan bagaimana cara mengatakannya pada Atasannya yang angkuh itu.
"Luna!" Jeslyn menutup laptopnya dan berbalik memandang Luna. "Apa kau mendengarkan apa yang aku katakan? Cepat berikan padaku filenya!". Kata Jeslyn setengah marah dengan tatapan yang tajam.
"Non.. Nona Jeslyn, maaf sepertinya File untuk rapat pagi ini tertinggal di Mansion" Perkataan Luna terbata-bata melihat pandangan Jeslyn yang seakan ingin melahapnya hidup-hidup. "Tolong Nona jangan khawatir, Saya akan mengambil file itu sekarang juga".
Jeslyn yang mendengar alasan Luna mulai kehilangan kesabaran. Disaat dia ingin mengeluarkan semua amarahnya tiba-tiba ada dua mobil yang mengikuti mereka melepaskan tembakan.
Bang.. Bang.. 🔫
Prank…
Kaca mobil bagian samping pecah, dan peluru berhasil masuk dan mengarah pada Jeslyn.
"Awas Nona..!". Teriak Luna, dia yang melihat peluru mengarah pada Jeslyn langsung menarik Jeslyn dan peluru sempat mengenai bahu kanannya.
"Nona, menunduklah. Kita sedang di serang!". Kata sopir memperingati. Sang sopir mengambil pistol yang ada di laci depan dan bersiap untuk menyerang balik.
Namun belum sempat sang sopir memberi perlawanan, salah satu mobil yang mengejar menambah kecepatan dan memblok jalan hingga mobil yang dinaiki Jaslyn berhenti mendadak.
"Nona, apa kau terluka?". Tanya Luna, bahunya terus mengeluarkan darah. Membuat Jaslyn yang tidak pernah perduli pada orang lain, kini merasakan kekhawatiran.
"Diam! Kau tetaplah disini, yang mereka incar adalah aku. Selagi aku mengulur waktu, kau beritahukan kondisi kita pada ayah. Aku harap kau dapat bertahan sampai bantuan datang". Bisik Jaslyn.
"Tapi Nona, itu sangat berbahaya!". Luna mencoba mencegah Jaslyn namun gagal.
Jaslyn dengan wajah tenang membuka pintu dan keluar menghampiri mobil yang berhenti didepannya. Begitu Jaslyn keluar, beberapa orang mengepung dengan senjata api ditangan mereka.
"Aku yang kalian cari, kalian boleh membawaku pergi tapi dengan satu syarat! Kalian harus lepaskan sopir dan stafku yang tidak bersalah!". Jaslyn berbicara dengan tegas dan tenang untuk membuat mereka yakin dengan ucapannya.
Tanpa sepatah kata, dua dari kelompok yang mengejar mengikat Jaslyn dan memasukkannya kedalam mobil. Tanpa memberi perlawanan, mereka pergi membawa Jaslyn dan melepaskan Sopir beserta Luna yang masih ada didalam mobil.
✂✂✂
Markas Pusat Militer Negara S
Seorang perwira berpangkat Jenderal, Tuan James Anderson yang saat itu sedang mempelajari kasus komplotan para teroris yang pekan lalu mengebom pusat kota tersentak melihat seseorang dengan terburu-buru masuk kedalam ruangnya.
"Jenderal, lapor! Saya barusaja mendapat kabar bahwa Nona Jaslyn di hadang beberapa orang dan di bawa pergi".
"Rupanya mereka sudah menargetkan putriku untuk menekanku. Perintahkan Mayor Haiden untuk datang keruanganku sekarang juga!". Perintah Jenderal James.
"Baik Jenderal". Sang ajudan memberi penghormatan sebelum akhirnya keluar dari ruangan.
Tidak berselang lama, seorang perwira muda berpangkat Mayor datang memasuki ruangan Jenderal. Dia adalah Mayor Heiden Wylbert, seorang perwira yang pernah di selamatkan oleh Jenderal dalam kecelakaan 15 tahun silam.
"Jenderal! Saya datang untuk menghadap!". Tegasnya dengan memberi penghormatan.
"Heiden, kau sudah aku anggap putraku sendiri. Aku ada sedikit permintaan untukmu, bisakah kau pergi ke pusat kota S untuk menjaga dan menyelamatkan putriku?". Tanya James dengan tenang.
"Jenderal, maksud anda bagaimana?". Tanya Haiden memperjelas.
"Heiden, sebenarnya aku masih memiliki seorang putri dari Pernikahanku sebelumnya. Dia adalah Jaslyn Morgwen, seorang gadis yang saat ini menjadi Direktur wanita termuda yang memimpin Perusahaan. Namun karena kesalahanku dia berubah menjadi wanita yang sedikit sombong dan angkuh hingga sekarang menjadi incaran beberapa kelompok yang memusuhiku. Saat ini putriku sedang di tahan salah satu dari musuhku. Aku memintamu untuk menyelamatkan putriku sekaligus menjadi pengawal pribadinya dan menyelidiki kasus pengeboman di kota S untuk beberapa waktu sampai masalahku terselesaikan. Haiden, apa kau mau menerima Tugas ini?". Tanya Jenderal dengan menatap Haiden tegas.
"Baik, Saya akan menerima dan melaksanakan Tugas yang Jenderal berikan".
"Berangkatlah saat ini juga, bawa beberapa Ajudan untuk menemanimu membebaskan putriku. Laksanakan!".
"Baik, laksanakan!". Haiden memberi penghormatan sebelum akhirnya keluar dari Ruangan.