Seperti yang direncanakan, Haiden menemui mereka seorang diri. Dalam sekejap, dia dikelilingi musuh dengan senjata api ditangan mereka.
"Siapa Kau? Ada hal apa sampai kau seorang diri datang kemari?". Tanya pria yang menutupi wajahnya.
"Aku Eden, kedatanganku kemari pastinya kalian lebih memahaminya. Aku pinta baik-baik.. Serahkan kembali Nona Jaslyn padaku!".
"Hahah… Kau seorang diri berani menggertakku! Apa kau cari mati?". Balas pria bertopeng.
"Aku hanya mengatakan sekali, jika itu mau kalian baiklah!".
Haiden yang menyamar sebagai Eden memandangi mereka satu-persatu, mencari celah untuk menyerang dan menghindar dari kepungan mereka. Haiden merogoh saku untuk bersiaga mengambil pistol jika dia sudah memiliki kesempatan untuk keluar dari kepungan. Salah satu musuh yang mengepungnya, ada yang teralihkan pandangannya. Hingga memberi peluang untuk Haiden keluar dari kepungan Merek. "Sekarang saatnya!".
Bang.. Bang.. Bang..
Haiden melompat kearah pria yang lengah sekaligus memberi perlawanan. Tembakannya berhasil membubarkan pasukan musuh yang mengepungnya.
Bang.. Bang..
Musuh menyerang balik, Haiden berlari kearah dalam gedung sembari menghindari peluru yang mengarah padanya. Haiden menyusuri dalam gedung, dia mendapati sebuah ruangan dan terdapat Sel tahanan yang sudah terbuka dengan mayat pria didalamnya.
"Apakah Nona Jaslyn sudah berhasil melarikan diri? Aku harus secepatnya menemukannya sebelum mereka".
Bip.. Bip..
Alat komunikasi milik Haiden bersuara. Ada panggilan dari Ajudannya
đź“ž Tuan, kami sudah menonaktifkan bom yang ada disekitar bangunan.
đź“ž Bantu aku untuk mencegah mereka mengejarku. Nona Jaslyn sudah tidak ada ditempat, Mungkin dia sudah kabur. Selagi aku mencari Nona Jaslyn, jangan biarkan mereka mengetahui hal ini.
Haiden menyusuri setiap ruangan yang ada digedung. Dia melihat Jaslyn tengah mencoba menaiki sebuah benda agar bisa keluar melewati celah jendela. Haiden mendekat untuk membantu. Disaat Jaslyn hampir menggapainya, tiba-tiba kakinya terkilir dan jatuh dari atas
"Aaarrrgh…!". Teriak Jaslyn.
Dengan sigap Haiden menangkap tubuh Jaslyn yang terjatuh dari atas jendela. "Nona, apa kau terluka!". Tanya Haiden dengan wajah tenangnya. Dia menurunkan Jalsyn dari pelukannya dan menarik tangan Jalsyn tanpa sepatah kata.
"Hei, siapa kau? Berani sekali membawaku pergi tanpa berkata apapun!".
"Diam!!, atau kau akan tiada disini sekarang juga!".
Heiden menelusuri bagian belakang bangunan, dia melihat pintu yang sudah usang. Haiden melepas cekalan tangannya dan menendang pintu dengan sekuat tenaga.
Braak!!
Pintu terbuka dan Haiden kembali menarik tangan Jalsyn. Mereka berjalan cepat, dan Haiden membawa Jaslyn kesebuah pemukiman warga untuk bersembunyi sementara waktu.
"Nona.. Apa kau terluka?". Tanya Haiden tenang, dia bahkan berbicara tanpa menatap mata lawan bicaranya.
"Chih, aku tidak butuh bantuanmu! Pria tidak berperasaan sepertimu memang layak untuk mendapatkannya". Tegas Jaslyn
"Terserah Nona, tugasku sudah selesai. Nona sudah aman dan aku akan kembali. Sampai jumpa". Haiden berbalik arah dan berniat pergi.
Namun belum sempat Haiden melangkah, Jaslyn menarik tangan Haiden yang justru membuatnya terjatuh dalam pelukan Haiden. Tanpa sadar Jalsyn mencium bibir Haiden dengan lembut. Karena sudah terlanjur terjadi, Jaslyn melanjutkan permainannya. Jaslyn melepas ciumannya, dia menarik jas Haiden dan menatap mata Haiden tajam.
"Handsome Man, 1 give you 1million dollar. Please.. Be my loyal guard!". Kata Jalsyn.
"Nona, jaga sikapmu!". Haiden melepas genggaman Jaslyn, diam-diam Haiden merasa tersipu malu mendapat serangan mendadak dari seorang wanita.
"Kenapa? Apa kamu takut aku tidak bisa membayarmu! Aku adalah CEO dari Vinnson Corp. Seharusnya kamu mengetahui itu. Jangan fikirkan uangnya, seberapapun harganya aku pasti akan membayarmu mahal".
'Wanita yang berani, benar-benar liar. Jika saja aku tidak dalam keadaan bertugas, kamu pasti sudah aku makan saat ini juga Nona Jaslyn'. Batin Haiden.
"Baiklah! Aku terima pembayaran awal 1jt $. Sisanya Nona harus mentransfernya".
"Tentu saja, Aku Jaslyn Morgwen. Sekarang katakan! Siapa namamu? Atau haruskah aku memanggilmu si tampan". Tanya Jaslyn liar
"Namaku Eden, hanya seorang pria yang sedang mencari pekerjaan. Dan kebetulan aku bertemu atasan orang suruhanmu untuk menyelamatkanmu. Tapi setelah sampai disini, sepertinya Nona Jalsyn mempunyai kemampuan untuk melarikan diri". Kata Haiden dengan tenangnya.
"Ho… apakah Kamu memiliki ketertarikan denganku? Kalau begitu, jadilah pengawal setiaku. Maka kamu akan mengetahui segalanya tentangku".
"Itu tidak perlu! Ayo kita jalan". Haiden kembali menarik tangan Jalsyn menyusuri pemukiman warga.
'Dasar pria berhati es. Selalu mengabaikan wanita cantik sepertiku. Tapi aku berani bertaruh, aku pastikan dalam 2 bulan kau akan jatuh dalam pelukanku. Si tampan Eden'. Batin Jaslyn.
***
Setelah keluar dari Kawasan pemukiman penduduk, mobil milik Ajudan Haiden berhenti didepan mereka dan membawa mereka kembali kepusat kota S.
"Nona Jaslyn, dimana kamu tinggal?".
"Di Mansion perumahan elit. Jalan X nomor 10. Mulai sekarang, kamu akan tinggal bersamaku. Kebetulan aku juga bosan hidup di Mansion sendirian". Jaslyn terus saja mengatakan perkataan Liar yang membuat Haiden kehilangan kontrol.
"Jaga sikap dan perkataanmu Nona, atau jangan salahkan aku jika kapan saja aku menyerangmu!". Kata Haiden dingin.
"Benarkah? Apakah kamu memiliki kemampuan itu?". Tantang Jaslyn.
Mendengar itu darah Haiden mendidih, perasaan gairah meluap begitu saja. Sesaat Haiden melihat bibir merah Jaslyn terlihat manis dan menggairahkan. Tanpa fikir panjang Haiden menarik tubuh Jaslyn dan menciumnya. Haiden melumat bibir Jaslyn dengan lembut dan penuh perasaan.
Jalsyn yang diserang seketika terkejut, dadanya berdebar tak menentu. 'Oh My God! Jaslyn, ada apa denganmu kali ini?, mengapa aku tidak bisa mengontrol hatiku? Apakah ini rasanya berciuman? Ciuman pertamaku!!'.. Batin Jaslyn.
Sedangkan dalam fikiran Haiden dia mulai sadar dengan apa yang dia perbuat. 'Apa yang sedang ku lakukan? Haiden, ingatlah statusmu sebagai Mayor. Jangan sampai kau termakan perkataan wanita'. Batin Haiden.
Dengan cepat Haiden melepas ciuman dan pelukannya. "Kamu adalah Nona Jaslyn, sebaiknya jaga sikapmu!".