"Buka pintunya! biarkan aku keluar!!"
"Jika kamu masih tidak mau membiarkanku keluar percayalah, aku akan kencing di tumpukan kayu bakar!" Wingling berdecak pinggang dan menendang pintu kayu bakar menciptakan suara 'Brakk!'
"A-ling, jangan buang-buang tenagamu." Dari luar asrama, terdengar suara yang tenang dan tak berdaya. "Tuan Xinren sudah bilang, hari ini tidak peduli apapun yang terjadi aku tidak boleh membiarkanmu keluar. Jadi tahan saja: Jika kau benar-benar tidak bisa menahannya, cukup kencing saja; Jika kamu benar-benar tidak bisa menahannya, cukup kencing saja di sana, lagi pula itu asrama dan kamarmu, tidak akan ada orang yang peduli"
"Tidak, atas dasar apa kamu mengunciku?!" Wingling sangat marah sampai dia menjadi gila, "Bukankah karena hukuman yang aku dapat? Apa yang terjadi jika aku pergi keluar? Bukan seolah-olah aku akan memakan bakpau di kota!"
"Itu yang kamu katakan kemarin, tapi kalau aku membiarkanmu keluar kamu akan mencoba untuk melompat ke sungai!"
"Lompat, melompat kemana?"
"Melompat ke sungai" Jianying berhenti bermain bodoh dan mencoba untuk menghadapi kebenaran, "Wingling, bukan aku yang mencoba menghukummu, tapi ini perintah langsung dari tuan Xinren, apa kau tidak tahu kalau pamanmu juga ada dalam semua ini untukmu?"
"Hah! mana mungkin pamanku mau melakukan ini, biasanya dia akan langsung menyayatkan pedang padaku"
"Bukankah kamu...baiklah, baiklah, aku tidak akan keras kepala denganmu. Itu tidak masalah juga: Tuan Xinren bilang tunggu sampai pamanmu datang kemari, lalu dia akan mengizinkanmu untuk dikeluarkan"
"Baik! biarkan saja, tunggu sampai pamanku datang." Wingling memukul dadanya dan mengutuk di dalam hatinya: Kalau ini bukan karena paman aku tidak akan tidur dengan tenang dan di dampingi oleh orang ini nanti. Persetan Jianying.
Berbicara tentang hukuman, kemarin Wingling berhadapan dengan guru yang luarbiasa kerasnya dengan wajah tegas dengan jenggot panjang putihnya, orang tua itu menatap wingling dengan tajam bagaikan mata elang. Tuan Xinren adalah salah satu guru sekaligus pendiri sekte Yincang Yun, memiliki dua orang keponakan yang sangat ternama dan terkenal, mereka bagaikan dua giok biru yang tak akan terpisahkan. Salah satunya memiliki kedekatan dengan paman Wingling yaitu Tuan Yun Huan, salah satu Kultivator terkemuka peringkat kedua dalam generasinya dan saudara perempuannya yang cantik dan dewasa adalah Nona Yun Zhan salah satu Kultivator terkemuka pringkat pertama dalam generasinya sekaligus peminpin sektenya sendiri. Sementara Jung Cheng, pamannya sendiri berada dalam peringkat ketiga dalam generasinya.
Kembali kedalam masa hukumannya, Wingling malah berdiri di hadapan Tuan Xinren dengan perasaan gugup menelan ludah, kerena orang tua yang dia hadapi sekarang lebih dari pamannya sangat disiplin, keras dan tegas dalam peraturan. Dalam ruangan hukuman khususnya untuk menghukum para murid pelanggar aturan seperti Wingling sekarang adalah saat yang tepat untuk mendapat salah satu hukumannya.
"Hukuman apa yang pantas untuk pelanggar?." Tuan Xinren bertanya.
"Wingling pergi ke bukit Gui Ye untuk berburu malam dan itu tanpa sepengetahuan, bahkan membawa pengikut murid lain." Suara pelan menjawab dengan lantang dan lengkap.
"Hem.. murid mana yang dia bawa?."
"Salah satu murid dari Sektenya sendiri Tuan." Jungyi menjawab semua pertanyaan Tuan Xinren. itu membuat Wingling kesal dan sangat menambah rasa bencinya sekarang ini.
Tuan Xinren memainkan jenggot putih panjangnya dan melirik ke arah Wingling, "Apa kau tidak tahu peraturan jika selama berada di sini untuk belajar, Wingling" Tuan Xinren bertanya, "Kau salah satu penerus sekte Yangshi Jin, apa kau tidak malu dengan dirimu?"
"Tepatnya peminpin bukan penerus." Wingling melipat kedua tangannya, merasa berani untuk menjawab.
"Itu jika kau disana selamanya, tapi sekarang untuk di Yincang itu berlaku berbeda. Masih sebagai murid dari tempat ini, untuk belajar dan menjadi lebih baik dari sebelumnya dan untuk meminpin tempat mu, butuh waktu, kerja keras dan pengetahuan lebih."
Mendengar perkataan Tuan Xinren membuat Wingling harus berfikir dua kali, pernah dia mendengar ucapan ini untuk kedua kali dari pamannya tapi tidak untuk menetap dan belajar. Malah semua ini adalah ide dari pamannya, mengirimnya untuk belajar di Yincang Sekte Yun, mungkin karena pamannya sangat sibuk mengawasi perkembangan sektenya bahkan untuk Yangshi Jin sekarang masih diawasi oleh pamannya dan selama Wingling belajar di Yingcang akan tetap sama, tidak berubah.
"Wingling kau ingin tahu apa hukumanmu?" Tuan Xinren melanjutkan "Terkait dengan dua pelanggaran dalam sehari, mungkin Jianying memiliki ide bagus"
"Terkait dengan pelanggaran berburu malam membawa pengikut tanpa seizin pemberitahuan. Tertulis di salah satu peraturan yaitu pukulan dengan kayu jati sebanyak 1.000 kali untuk keseluruhan hukuman"
Wingling terkejut, matanya membulat sempurna dan berkata dalam hati: Serius! seribu kali pukulan kayu jati? aku tidak akan bisa bangun dalam sebulan. Jungyi, Jianying aku kutuk kalian berdua.
Tuan Xinren masih memainkan jenggotnya dan berkata: "Benar, apa kau siap dengan hukumanmu, Tuan Muda Wingling?"
Sebelum Wingling menjawab, muncul satu murid Yincang Yun dan berbisik di telinga Tuan Xinren. Wingling hanya terdiam sementara Jungyi dan Jianying saling menatap satu sama lain, mereka semua merasa bingung sekaligus penasaran. Kerena ekspresi Tuan Xinren berubah seketika.
Setelah selesai berbisik Tuan Xinren berkata: "Jianying bawa Wingling ke asramanya, kalian beristirahat terlebih dahulu"
Jianying merasa semakin bingung dan bertanya, "Tuan Xinren, apa maksud anda? apa hukuman Wingling tidak dilaksanakan?"
"Setelah aku berbincang dengan bebeerapa orang penting." Tuan Xinren turun dari tangga dan melanjutkan, "Jungyi kau ikut aku"
"Baik tuan"
Setelah semua memberi hormat dengan sopan, Wingling merasa lega karena tidak sempat di hukum. tapi segera setelah diskusi Tuan Xinren selesai, dia akan segera di hukum dan Wingling harus siap untuk itu.
Merasa penasaran selama perjalanan menuju asrama, Wingling bertanya, "Menurutmu kenapa harus Jungyi yang ikut bersama dengan tuan Xinren dan bukannya kau Jianying?"
Jianying menjawab: "entahlah... mungkin sangat penting dan terkait dengan dirimu dan hukumanmu."
"Ayolah... kenapa kau sangat ingin menghukumku? Aku hanya berburu saat malam dan kalian juga berada di tempat yang sama denganku."
"Kami melaksanakan tugas kami, bukan untuk berburu binatang maupun manusia di bukit."
Wingling seketika berfikir: tugas? Ya Sekte Yun memang ahli dalam segala hal termasuk untuk mayat hidup dan sesuatu yang berbau dengan energi spiritual yang tidak biasa, tapi kenapa harus mereka berdua dan bukannya senior lain misalnya Tuan Huan atau bisa saja Nona Zhan? atau mungkin pria tua itu sengaja karena tahu aku akan melakukan ini? Yah.. yang benar saja.
Wingling tersadar dengan kata katanya dan kemudian melihat pohon yang tidak asing di dekatnya, pohon murbei yang memiliki buah berwarna merah tua menyala berada di hadapannya sekarang. Wingling yang merasa penasaran diapun bertanya: "Hei.. Jianying bukankah ini murbei? kenapa ada di sini? untuk apa?."
Jianying melihat dan menjawab: "ini sudah dari dulu berada di sini, sejak sebelum kau dan aku belum terlahir ke dunia ini"
"Lalu untuk apa?"
"Untuk mengenang kisah di mana peminpin sekte sebelumnya yaitu Yun Wang, yang tinggal di kuil dan memilih untuk mengembara dan menjadi musisi. Sampai saatnya tiba dia bertemu dengan orang ditakdirkan untuknya, mereka tinggal bersama dan berbagi kasih bersama. Tapi itu tidak bertahan lama, karena salah satu dari mereka mengorbankan dirinya dengan keseluruhan Qihuan[1] yang dia miliki dan ahkir dari kisah itu adalah mereka menjadi simbol dalam kisah perubahan laut biru yang berubah menjadi ladang murbei"
"Tunggu peminpin sekete sebelumbya?" Wingling mengerutkan alis kebingungan, "Bukankah peminpin sekte yang pertama adalah Tuan Xinren sekaligus sampai di gantikan oleh Nona Zhan tapi kenapa ada orang lain?."
"itu keliru, menurut sejarah yang diceritakan pada kami, peminpin pertama adalah Tuan Wang sementara pendirinya adalah Tuan Xinren"
"Tunggu maksudmu mereka..." Wingling mulai menebak.
"Benar mereka adalah saudara kandung, ayah dari Tuan Huan dan Nona Zhen adalah Yun Wang" Jianying menyudahi percakapan dan berlanjut berjalan menuju asrama dan mengantar Wingling sampai di tempat tujuan.
Diikuti Wingling dari belakang, Wingling berfikir tak percaya ternyata semua yang dia dengar bukanlah kenyataan, tapi setengah di sembunyikan oleh para murid dan guru Sekte Yun. Jelas saja pada saat memberi hukuman Tuan Xinren seperti tidak persis dengan peminpin, hanya bermodal tanpang keras dan tegasnya dengan rambut dan jenggot putihnya yang panjang. Wingling berkata dalam hati: menyebalkan, lebih baik tidak diberi hukuman kalau begitu, cukup cengingir dan melepaskanku itu lebih baik.
"Kau tidak boleh meremehkan kepeminpinan Tuan Xinren, A-ling"
Dia.. barusan membaca pikiranku atau apa? tahu dari mana orang ini.
Wingling langsung menjawab: "Eh.. tidak, tentu tidak mana mungkin aku melakukan itu bahakan memikirkannya saja tidak." Bagus Wingling kau telah berbohong pada dirimu sendiri untuknya.
"Bukan maksudku, karena kau sudah tahu cerita ini jadi jangan meremehkan kepeminpinan Tuan Xinren." Jianying berbalik badan dan menghadap Wingling, "karena. setiap orang telah tahu cerita dan kisah ini mereka pasti akan berfikir begitu, tidak ingin jika Tuan Xinren yang meminpin, tapi untungnya sekarang sudah digantikan oleh Nona Zhan jadi tidak masalah. Namun untuk hukuman yang dilaksanakan Tuan Xinren masih memegang penuh atas itu semua. jadi kau sudah mengerti kan A-ling?"
Wingling mengangguk tanda mengerti dan memalingkan wajah, mencoba bersikap biasa.
"Baiklah ayo kita lanjutkan, asramamu tidak jauh lagi kan A-ling." Senyum Jianying menampilakan di wajahnya yang indah, membuat Wingling membulat merah.
"Y-ya begitulah"
Dan singkat cerita Wingling langsung di kurung di kamar asramanya sendiri, dan tidak diizinkan keluar sampai pamannya datang ke tempat asramanya-ini benar-benar menyebalkan.
"Hei! keluarkan aku, dasar keparat Jianying!! cepat keluarkan aku!"
"Tidak bisa, ini perintah tunggu sampai pamanmu datang, kau bilang juga setuju tadi menunggu pamanmu. Tunggu sebentar lagi saja A-ling"
"Cepatlah!! Panggil saja pamanku, buat pamanku datang kemari, aku sudah tidak tahan!"
"sabarlah Wingling"
Catatan:
[1]Qihuan: berasal dari kata Qi dan huan berarti fiksi.