Yun Huan duduk bersila di tepi sungai untuk mengatur kembali nafasnya, biarpun stamina yang dia miliki beberapa kali lipat dari para murid lain, karena dia senior. Tetapi tetap saja dirinya begitu kelelahan berlari beberapa waktu.
pandangan Yun Huan terarah pada sungai bukit awan dengan perasan campur aduk, dia mengetahui sungai yang di miliki sektenya adalah keindahan tersendiri yang dimiliki, patut untuk di puji keindahannya.
Yun Huan memandang sekitarnya dan tidak ada seorangpun yang terlihat, dia tidak terlalu heran dengan kondisi ini.
Air yang mengalir di sungai bukit awan memiliki warna putih jernih dan juga jauh lebih dingin daripada air pada umumnya, selain itu ikan juga sangat senang hidup di dalam sungai ini, beragam jenis ikan mungil yang melewati segermercik air. Salah satunya menjadi ikan kebanggaan adalah ikan emas berwarna sisik putih dan orange.
Banyak yang mengetahui tempat ini, mulai dari murid junior, senior hingga guru, terkecuali untuk para murid pengunjung dari sekte lain. Mereka akan pergi ke segala tempat Yinchang tapi tidak untuk sungai bukit awan, mereka akan menghabiskan waktu kurang lebih dua setengah jam perjalanan. Tidak heran ada yang mencoba datang tapi hanya mendapat kembali dengan tiga kaki kerena kelelahan.
Memiliki setamina yang cukup adalah kuncinya, mengatur pernafasan dan tidak mengeluh agar tidak merasakan waktu perjalanan yang lebih lama, melainkan merasa lebih singkat. Walau kau akan beristirahat di setengah perjalanan tapi tetap saja akan merasa masih jauh karena sungai bukit juga memiliki hawa dingin dengan mantra khusus, dimaksudkan untuk melindungi air dari sungai bukit awan. Yun Huan hanya mengetahui sedikit tentang bukit ini, bisa menyembuhkan berbagai jenis luka dan racun.
Menghiaskan permata giok, mata Yun Huan melirik. Seorang yang telah dia nantikan kehadirannya, kakak perempuan yang kini berjalan melewati indahnya deburan angin berhembus. Baju dengan jubah sektennya tertiup rapi pada kulit tubuhnya yang pucat, ramping dan anggun. Terlihat lebih dewasa dari dirinya, Yun Huan bangkit menatap wajahnya yang kini berada tidak jauh: Memiliki sebongkah permata pada bagian tengah mata, biru menjadi lebih indah dengan hidung dan bibir yang terbentuk lingkaran dagu yang oval dengan pipi tirusnya. Rambut yang dibirakan persis terurai hitam pekat pada dahi yang terbuka ditiup angin seketika. -yun huan tersenyum.
"Kau tidak berhenti tersenyum, bahkan saat kau merasakan sakit, apa itu harus?" Yun Zhan melanjutkan, "bagaimana hasilnya"
Yun Huan masih tersenyum. "Butuh waktu lama di sana, kau tau bagaimana sikapnya sekarang kan."
Yun Zhan menghembuskan nafas, menyuruh adiknya datang kemari adalah idenya, tapi membutuhkan lebih dari itu. Memberi tugas pada adiknya bukan tanpa tujuan, malah Yun Zhan yang kerepotan.
Beberapa minggu lalu Yun Zhan dan Yun Huan mendapat tugas dari Tentua Sekte, pergi ke kota Yi untuk membantu beberapa permasalahan. Terkait dengan masalah, bukannya menyelesaikan, Yun Huan malah pergi ke timur kota Yi tanpa memeberi tahu Yun Zhan terlebih dahulu. Sangat kesal dengan tingkah saudarannya ini membuat Yun Zhan harus menanggung jawabkan kesalahan dua kali lipat dari sebelumnya. Coba saja adiknya ini tidak mendengar perkataan para penduduk kota Yi, pekerjaan mereka pasti akan cepat selesai dalam waktu yang sudah di jadwalkan. Tapi nyatanya Yun Zhan yang harus menyelesaikan masalah di kota Yi sendiri.
Mengingat hal itu lagi, Yun Zhan bertanya: "Apa kau yakin dengan apa yang kau lakukan" yun zhan melanjutkan. "Jikalau tempat itu memang benar adanya, kau tidak akan berlama lama di sana kan?"
Yun Huan menjawab: "Tapi nyatanya, aku lebih dari seminggu berada di sana"
Yun Zhan mengerti, mulai menanggapi perkataan dari awal hingga ahkir. Tempat yang jarang di ketahui orang bahkan tiga sekte terkemuka termasuk yinchang harus berada dalam daerah timur, tapi anehnya yun huan mendapat kabar ini dari mana? Para penduduk kota yi hanya membicarakan tentang bukit salju yang memiliki semacam aura supiritual yang tidak biasa, bukan menjadi topik pembicaraan masalah hanya desas desus saat mereka melewati masuk kota Yi, Yun Huan malah mendengarkan pembicaraan para penduduk yang sedang duduk minum Anggur[1] sambil berjalan, tanpa di sadari Yun Zhan, Yun Huan malah tersenyum bahagia.
Kini di hari ini Yun Zhan tahu kalau adiknya ini benar benar berbeda dari biasanya, layakya murid pada umumya yang dilatih ketat, kali ini dia sudah seperti sedikit nelawan terutama pada kakanya ini. Yun Zhan haya bisa menerima kanyataan sekarang ini dan mulai berpaling arah. Melihat keindahan dari danau dan air terjun bukit sektenya mengingatkannya pada seorang pria yang dulu pernah di kenalnya dulu, rasanya sudah bisa di lepas tapi dengan perasaan aneh benang merah kelingking pasti sudah tidak bisa di lupakan. Yun Huan memandang ekspresi wajah berpaling saudaranya, meliatnya seperti wajah seorang yang sudah sangat rindu pada seseorang, dari hal itu yun huan menyimpulkan bahwa kakanya ini pandai juga dalam menyembunyikan. bukan wajah atau pandangan namun rasa cintanya pada sorang yang dulunya asing, memiliki mata yang tertutup kain, dengan wajah bijaksana, hanya itu yang bisa diingat dari wajah pria itu, bahkan menurut yun huan, yun zhan mengingat itu dalam hatinya. Yun Huan akan terus tersenyum karena memang sudah wataknya, tapi sekarang dia mulai bertanya dengan ekspresi berbeda: "Xiong-Zhan[2] menurutku tuan Fengying adalah seorang kultivator yang luar biasa bukan. "Yun Huan melanjutkan. "Apa kau ingat tragedi itu saat di kota Yangshi Jin, semua berubah saat kedatangannya, benar kan?"
Masih dengan pandangannya Yun Zhan menjawab: "Kau benar, tragedi itu mengubah semuanya, perpecahan yang di akibatkan oleh satu faktor pembunuhan dan bangkitnya shenpattriack membuat semuanya berubah total" Yun Zhan mengubah pandngannya ke arah Yun Huan. "Tuan Jung Cheng pasti merasa bersalah, kehilangan harta tak tetnilai sepeserpun, itu sudah sangat membuktikannya sekarang"
Yun Zhan menjawab: "Dan juga Tuan Fengying, dia rela mengorbankan dirinya dengan menyegel pemebrontak yang selama ini adalah yang ternama"
"Perlu kau tahu Yun Huan, Fengying yang aku kenal memiliki sifat tersebdiri. Kau pasti tahu kan?"
Yun Zhan tersenyum. "Dia itu pintar dan cerdik, benarkan? tidak salah sudah berapa kasus yang di selesaikannya. Aku tidak ragu dengan salah satunya"
Kini Yun Zhan tersenyum mendengar kata yang membautanya seketika senang dan berkata: "Itulah arti namanya saudaraku, "Fengying jika di artikan secara bersamaan bearti 'Pintar dan Cerdik' tapi jika hanya salah satunya berkaitan dengan musim dingin dan kepintaran"
Yun Huan mengangguk, dia sudah mengerti arti sebuah nama. Setiap orang pasti memiliki nama yang berbeda menurut kelahirannya, bahkan akan dibawa pada saat mencapai kematian. Tapi belum tentu nama di berikan persis seperti watak atau kepribadian orang tersebut, kerena bisa juga di ambil dari salah satu tempat terkenal di sektenya, mengacu pada benda hidup atau mati juga sudah sering di dengar. Berbeda dengan orang yang tinggal di kota, mereka pasti akan menggunakan nama yang lebih mudah di artikan, tapi setelah salah satu murid sasing masuk ke salah satu tempat terkemuka untuk belajar nama mereka akan membawa asal sekte bukan asal belajar.
Namun kali kali ini ada juga salah satu peminpin atau orang terkenal di salah satu sekte memberikan nama sektenya pada salah satu anak biasa dan mengubah namanya, tapi tidak untuk nama kelahirannnya. Itu menguntungkan bagi kami dan bahkan bagi anak yang direkrut, tapi harus juga meminta izin yang sudah di perstujui oleh anggota yang bertanggungjawab dalam sekte.
Tiba tiba ekspresi wajah Yun Zhan berubah, tampa di sadari Yun Huan yang sibuk sendiri. Yun Zhan langsung berbicara: "Aku pernah mendengar kalau, asal sorang pria tanpa di beritahu sudah pasti berasal dari tempat yang asing juga". Yun Zhan tersenyum. "Kau tahu apa yang aku maksud?"
Yun Huan merasakan ketenangan dan menjawab: "Kau percaya padaku sekarang, salah satu tempat yang terdingin hayalah itu. atau..." Yun Huan tertawa kecil. "Saat ini kau parcaya padaku karena Tuan Fengying yang sudah lama ini merebut hatimu, Kakak?"
Yun Zhan ikut tertawa kecil. "Aku merasa harus terbang ke atas sambil memeluknya jika benar benar bisa mencapai tempatnya sekarang". Masih dengan tawa dan senyum Yun Zhan melanjutkan: "Bagaimana jika kau ikut dengan Tuan Jung, kalian sangat dekat ahkir ahkir ini"
"Walau aku sudah tunjukan lokasi tempat itu, aku butuh waktu lama lagi untuk membuatnya berkata 'Ya'. lagi pula dulu aku tidak bersama dengannya, melainkan berama dengan saudara sesumpahku."
"Apa kali ini kau akan bersikap seperti dirinya dan aku berada di poisimu"
Yun Huan tersenyum kembali, ternyata kaknya sudah menebak hal ini. Merasa tidak mungkin untuk melanjutkan, karena akan seperti perdebatan antara dirinya dan tuan jung bukan dengan kakaknya. Sekarang adalah saatnya, memanfaatkan izin dari kakaknya dan tidak mungkin kesempatan ini datang dua kali. Yun Huan pun menjawab: "Ya, aku tidak akan melepaskan ini"
Catatan:
[1]Anggur: Semacam minuman keras
[2]Xiongzhang/Xiong: Saudaraku