Tahun 2023, 3 tahun setelah fenomena The Dream yang sampai saat ini masih ditakuti oleh seluruh Dunia karena setiap kali fenomena itu muncul akan banyak mati hingga populasi manusia turun hingga 60% dan seluruh negara di Dunia bersatu menjadi sebuah pemerintahan Dunia untuk mengurangi jumlah kematian dari fenomena The Dream.
Kota Palabuhanratu, Negara Indonesia tempat ku tinggal merupakan sebuah kota pariwisata yang terkenal di seluruh Dunia. Namaku Zie seorang pelajar, tinggal sendiri karena kedua orangtuaku meninggal karena fenomena The Dream.
"Hooamm... ah sudah pagi"
""Ahh sekarang hari pertama masuk SMA"
Zie bergegas mandi, sarapan, lalu pergi ke sekolah menggunakan bis. Upacara telah selesai aku masuk kelas 1-2, wali kelas masuk untuk perkenalan
"Anak anak perkenalkan nama ibu Windi, 3 tahun ke depan ibu menjadi wali kelas kalian "Paham?" Bu Windi
"Paham Bu...." semua
"Sekarang kita mulai perkenalan nya! dimulai dari kamu" Bu Windi menunjuk kearah Zie
"Nama Zie"
"Kalo selesai kamu boleh duduk Zie" Bu Windi
"Hahahaha orang biasa"
"Namaku Chen ayah ku seorang menteri keuangan" Chen
semua telah memperkenalkan diri masing masing mereka semua adalah anak anak orang yang memiliki pengaruh sedangkan Zie hanya orang biasa
"Kau lihat Zie di sini kamu hanya seorang pecundang" Chen
"Hahahaha dasar pecundang" semuanya
"Sudah diam kalian semua! kita mulai pelajarannya" Bu Windi
"Teng Tong" bel istirahat berbunyi
anak anak pergi ke kantin untuk makan termasuk Zie, setelah mengantri Zie mencari tempat untuk makan siang.
"Bruk... Plang" Zie terjatuh
"Upss sorry..... hahaha" Chen
"....." Zie pergi kepala yang kotor sambil menahan marah
"Huuuuuu dasar pecundang"
Hari pertama sudah di bully teman sekelasnya dan itu terjadi setiap hari Zie pun melaporkan semuanya kepada Bu Windi
"Ibu juga tau kalo kamu di bully tapi ibu tidak bisa melakukan apapun"
"Kepala sekolah pun angkat tangan karena mereka anak orang yang berpengaruh"
"......"
"Lebih baik kamu pindah sekolah Zie"
"Tapi ini permintaan orang tua Zie sebelum meninggal" Zie
Bu Windi merangkul Zie yang sedang menangis sampai tertidur pulas.