Sudut mata Silvia tiba-tiba basah, sepertinya alam bawah sadar Silvia mendengar apa yang Ludius ucapkan. Tangannya mulai merespon dengan menggerakkan jarinya, kelopak matanya yang basah perlahan terbuka dengan sudut wajah melihat ke arah Ludius yang masih tertunduk.
"Suamiku, mengapa kamu terlihat putus asa seperti ini? Ada apa denganmu, mana ambisi dari Ludius Lu yang Silvia kenal?." Silvia berkata dengan suara lirih dan serak.
Ludius langsung mengangkat wajahnya begitu mendengar suara wanita yang sangat ia cintai. Dengan senyum merekah ia langsung mengecup kening Silvia kembali. "Sayang, akhirnya kamu sadar juga. Bagaimana, bagian mana yang sakit, Sayang?." Tanya Ludius serius sambil melihat ke bagian perut dan mengelusnya perlahan.